Home Kajian Utama Miliki Kekuatan Ini, Pasti Bahagia Selalu
Milikilah kekuatan ini pasti bahagia selalu

Miliki Kekuatan Ini, Pasti Bahagia Selalu

by Imam Nawawi

Manusia yang akan hidup bahagia adalah yang memiliki kekuatan. Kekuatan itu berbagai macam bentuknya. Mulai harta, kedudukan, hingga pengaruh. Namun yang pasti mendatangkan kebahagiaan adalah kekuatan iman. Milikilah!

Iman adalah lawan dari kufur. Secara syara’ iman berarti aktivitas membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan kemudian membuktikan dengan amal perbuatan.

Mengapa ada seorang muslimah berhijab dan ada yang tidak. Itu adalah kaitan kadar iman. Kalau imannya kuat, maka ia akan berhijab, sehingga sempurna tahapan iman dalam definisi syara’ tadi.

Baca Juga: Bahagia Sekarang Juga

Demikian pun kalau kita tarik dalam ruang sehari-hari, mengapa ada orang suka sekali mencemooh orang lain. Itu adalah soal iman. Orang beriman ia akan berkata baik atau diam.

Dan, seperti tabungan, orang beriman akan selalu melakukan kebaikan walau kecil. Sebatas tersenyum kepada sesama, memberi nasihat kebaikan dan seterusnya.

Sikap itu lama kelamaan akan membentuk karakter. Nah, kalau seseorang mengisi hidupnya dengan kekuatan atau landasan iman, ia pasti akan bertemu kebahagiaan. Itu pasti, sekali lagi pasti.

Membentuk Visi

Alasan lebih jauh mengapa iman bisa mendatangkan kebahagiaan tidak lain karena iman menjadikan kita mampu membentuk visi hidup.

Orang kecil atau besar tidak diukur apa kendaraan dan apa jabatannya, tetapi adakah visi dalam setiap diksi yang ia gunakan dalam berkata-kata.

Lukman Al-Hakim yang Allah abadikan dalam Alquran, bukan raja. Tetapi ia seperti Nabi dan Rasul, sosok dan ucapannya Allah abadikan. Mengapa?

Karena Lukman mengajarkan iman, tauhid, aqidah dan syariah. Ia mendorong anak-anak muda agar tidak mempersekutukan Allah dengan apapun. Entah dengan berhala, teknologi, atau apapun yang sifatnya artifisial.

Baca Lagi: Menjadi Bahagia

Oleh karena itu kita juga harus belajar kepada Uwais Al-Qarni, karena iman kepada Allah mengabdikan diri membahagiakan sang ibu, ia memang tidak populer sebagaimana Umar, tetapi Allah dan Rasul-Nya memerintahkan Umar menemui dan meminta didoakan oleh Uwais.

Sekarang mari kita balik, mengapa ada orang pintar, banyak gelar dan memilih korupsi?

Karena ia tidak memiliki visi hidup yang jelas. Ia menganggap bahagia itu kalau banyak uang. Begitu ia hanya berpikir uang dalam bentuk kuantitatif kemudian mencuri, ia telah kehilangan visi hidup bahkan kemampuan bernalar normal.

Antusias Amal

Orang beriman akan antusias beramal. Saya kalau ingat kisah KH. Abdullah Said, subhanallah. Dalam 24 jam sibuk, membangun peradaban melalui pesantren.

Ada banyak kisah suka dan duka mengitari, namun semua beliau bingkai dalam perspektif iman. Hasilnya luar biasa. Bukan saja beliau dan kadernya yang mendapat hikmah, kami yang generasi pelanjut pun merasakan bahwa memang iman seperti itu.

Seperti matahari yang tekun bersinar. Juga seperti air terjun yang terus mengalirkan energi. Bahkan seperti ibu yang terus memberikan kasih sayang.

Orang beriman itu produktif, hadirkan kebaikan, amal sholeh, kapan dan dimanapun, sepanjang hayatnya.

Lalu bagaimana kita mengukur iman telah bekerja?

Nabi SAW memberikan indikasi, “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya.” (HR. Tirmidzi).

Maksudnya jelas, ia selalu produktif dalam amal sholeh. Tak bosan, tak lelah, apalagi menyerah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment