Pernahkah Anda mendengar atau bahkan merasa, mengapa dahulu, kala muda tidak menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Jika iya, maka bahasan ini penting kita selami bersama-sama. Semua itu boleh jadi karena suka meremehkan hal-hal baik yang kita anggap kecil.
Saya pernah berjumpa seorang guru yang sejak muda pergaulannya internasional.
Saat saya bertanya bagaimana dirinya membangun kemahiran bahasa, ia menjawab santai.
“Sejak kecil saya kalau ada bungkusan makanan ringan selalu saya baca bahan baku yang tertera dalam kemasannya, termasuk yang bahasa Inggris. Dari situlah saya mengenal bahasa Inggris,” tuturnya mengisahkan.
Baca Juga: Menikmati Aktivitas Kebaikan
Langkah sederhana sang guru itu membuatnya tidak pernah mengalami kehilangan kesempatan.
Ia selalu mampu menghargai waktu dengan aktivitas belajar, walau sangat sederhana.
Belajar Walau Sebentar
Orang yang paham akan pentingnya sebuah kegiatan bermanfaat walau sederhana akan selamat dari keburukan.
Sebab ia tidak mau membuang waktu, sehingga kecil kemungkinan kehilangan peluang untuk meningkatkan keterampilan.
Saya sendiri bisa menulis 10 jari di keyboard laptop karena begitu seringnya mendapat tugas administrasi dari guru di pesantren.
Sekali bisa mengendalikan komputer, saya harus selalu belajar, mulai dari word, excel hingga Corel Draw.
Seorang dosen pernah berkata kepada saya, “Pengulangan adalah induk kemahiran.”
Jadi, jangan pernah meremehkan waktu dan kegiatan. Kalau ada 5 menit kosong, maka membacalah selama 5 menit.
Sebab orang yang merencanakan baca buku 1 jam, seringkali tidak bertemu waktu dan akhirnya tidak pernah membaca.
Negatif
Orang yang suka meremehkan kebaikan walau kecil akan mendapati dampak buruk dalam hidupnya.
Mulai dari merasa besar tanpa karya. Kurang respek kepada sesama, hingga mudah sekali menjadi orang yang tidak percaya diri.
Baca Lagi: Menikah Tak Perlu Wah
Lebih serius, orang yang suka meremehkan hal kebaikan walau kecil, puncaknya akan kehilangan rasa syukur.
Karena boleh jadi akhirnya orang seperti itu bukan saja akan meremehkan kebaikan, tetapi mungkin, juga meremehkan dirinya sendiri.*