Home Artikel Merawat Konsistensi
Merawat Konsistensi

Merawat Konsistensi

by Imam Nawawi

Tantangan paling inti yang banyak manusia hadapi adalah kemampuan untuk konsisten. Oleh karena itu, merawat konsistensi adalah kemewahan hidup yang harus kita miliki.

Konsistensi bisa tentang jadwal hidup sehari-hari. Seperti jam berapa tidur malam dan jam berapa bangun. Lalu apa aktivitas yang harus menjadi kegiatan utama dan rutin.

Baca Juga: Konsistensi Berikan Keuntungan Besar

Konsistensi bisa juga tentang cara berpikir dan memandang kehidupan, sehingga ada karakter dan inspirasi yang memberikan energi kepada orang lain.

Konsistensi Dakwah

Dalam hal dakwah konsistensi dapat kita temukan keteladanannya dari sosok Rasulullah SAW.

Pernah suatu waktu, para pembesar Quraisy berhimpun lalu menyepakati satu tawaran untuk putra Abdullah itu. Semua akan mereka berikan asal dakwah tidak Muhammad lanjutkan.

Namun, apa yang kemudian Nabi SAW sampaikan sangat luar biasa.

Bahwa sekiranya orang Quraisy itu memberikan matahari di tangan kanan dan rembulan di tangan kiri, Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah berhenti dakwah.

Ilmu, Iman dan Visi

Merawat konsistensi dalam kebaikan butuh bahan bakar mendasar, seperti ilmu, iman dan visi.

Orang berilmu tetapi imannya tidak kuat, akan mudah tergoda untuk lelah. Bahkan mungkin berubah arah.

Orang beriman tanpa ilmu juga sama. Mungkin punya semangat tinggi, tetapi tidak mengetahui metode yang tepat dalam setiap mengaktualisasikan sisi semangat dalam dirinya.

Iman dan ilmu sangat penting agar diri terus konsisten. Tidak goyah karena godaan, tidak rapuh karena ancaman. Tidak meleleh karena tawaran kekayaan.

Sikap itulah yang juga bisa kita temukan pada sosok Nabi Yusuf Alayhissalam. Seutuhnya ia yakin bahwa visi (mimpi) hidupnya akan menjadi kenyataan.

Hadirkan Keterpanggilan

Mengapa Buya Hamka mampu konsisten dalam dakwah? Tidak lain karena hadir keterpanggilan dalam dada.

Begitu pula tokoh pejuang lainnya, termasuk Ustadz Abdullah Said. Mengapa pria ramah itu konsisten membangun dakwah melalui Pesantren Hidayatullah?

Tidak lain karena ada keterpanggilan hati agar dakwah ini terus menguat dan meluas.

Sebab dakwah dapat menjadikan umat Islam bangkit dari kebodohan dan kemiskinan. Dan, itulah amanah konstitusi yang dakwah juga dapat ikut mewujudkannya.

Oleh karena itu, dengan nikmat iman dan ilmu yang ada tinggal kita arahkan pada ruang aktualisasi nyata dalam kehidupan, kemudian berusahalah memiliki konsistensi.

Baca Lagi: Ilmu Masa Kini untuk Apa?

Yakni ketetapan hati dalam berpikir dan bertindak. Insha Allah konsistensi dalam iman dan ilmu akan lahirkan banyak kebaikan bagi diri dan lingkungan bahkan masyarakat kini dan masa depan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment