Seorang pria bernama Imam memilih bunuh diri karena menganggap dirinya selama ini hidup hanya menjadi beban keluarga.
Media mengabarkan sebelumnya seorang pria tewas gantung diri di Dusun Ploso, Benjeng, Gresik. Pria itu belakangan terungkap berasal dari Samarinda, Kaltim dan mengakhiri hidup karena tidak mendapat pekerjaan di Kota Santri.
Baca Juga: 4 Tahapan Bisa Menerima Takdir
Polisi menemukan surat yang berisi permintaan maaf karena telah jadi beban dan merepotkan keluarga. Detailnya bisa klik ini.
Tinjauan Ilmu
Dalam uraian secara ilmiah, orang melakukan bunuh diri karena faktor pendorong kuat.
Depresi salah satu alasan kuat, lebih-lebih depresi berat. American Foundation for Suicide Prevention menyebutkan bahwa depresi menjadi penyebab dari hampir semua kasus bunuh diri.
Depresi sendiri terdiri dari banyak jenis. Satu di antaranya ada depresi mayor. Ini adalah jenis gangguan kesehatan mental.
Orang yang mengalami depresi mayor akan merasa sedih, kehilangan minat dan berlangsung hingga dua pekan bahkan lebih.
Penyebab depresi beragam, mulai dari masalah biologis, gangguan kimia pada otak, gangguan hormon, peristiwa kehidupan yang tidak bisa diterima, sehingga stress berat.
Hal itu akan menjadikan orang yang depresi memiliki riwayat gangguan kesehatan mental, memiliki ciri kepribadian tertentu.
Seperti rendah diri, terlalu keras dalam menilai diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain, menilai diri tidak berharga, putus asa, dan khawatir yang berlebihan.
Ridha dengan Takdir
Kejadian ini harus jadi pelajaran, bahwa hidup tak harus sesuai keinginan dan harapan kita. Inilah fungsi utama kita yakin, iman kepada Allah.
Betapapun dalam hidup ini banyak hal yang belum bisa dicapai, diraih, tidak perlu merasa bersalah secara berlebihan, sehingga malah menjadikan diri kehilangan kepercayaan diri.
Baca Lagi: Hidup Penuh Gairah
Gus Baha memberikan penjelasan sangat simpel, bahwa seorang hamba yang sadar bahwa setiap suap nasi yang dikunyah adalah nikmat Allah, sungguh Allah akan ridha kepada hamba itu.
Sekarang seseorang tidak punya mobil, tidak punya rumah, bahkan tidak punya apa yang banyak orang miliki, katakanlah sepeda motor, jangan bersedih berlebihan. Sadari itu bagian dari takdir dan minta tolong kepada Allah. Jangan putus asa.
Gus Baha juga berkata, “Termasuk kearifan kita sebagai manusia itu belajar dari takdir yang kita hadapi. Yaitu keterbatasan kita sebagai manusia. Kita harus bisa mengelola kegagalan. Menerima Qadha-Qadar (keputusan Allah).”
Jadi, tetap tenang, teguhkan iman. Jangan terseret oleh keadaan, baik keadaan yang seperti menghempas diri kepada kekurangan maupun keadaan yang melempar diri pada kondisi kekayaan yang melenakan.
Sebab dalam beberapa kasus, orang bunuh diri bukan hanya karena miskin semata, orang kaya bahkan bergelar profesor pun bunuh diri ada yang melakukannya.
Semoga Allah menjaga iman kita, sehingga selamat dunia dan akhirat. Hanya Allah sebaik-baik pemberi jalan hidup kepada setiap manusia, maka datanglah kepada Allah dengan sabar dan sholat.*