Betapa banyak orang yang bangun tidur badannya langsung lemas, merasa hidup dipenuhi beban, kemudian malas dan tidak ada yang dipikirkan berupa kebaikan, apalagi mewujud dalam tindakan.
Padahal hidup di dunia ini tidaklah panjang. Bagaimana bisa meraih berkah umur ini hal utama yang harus dipikirkan dan diupayakan.
Oleh karena itu hendaknya setiap jiwa mengedepankan sikap syukur agar hari-harinya dipenuhi warna optimisme, produktivitas dan progresivitas.
Baca Juga: Moral yang Tertinggal dan Ditinggal
Ibn Qayyim mengatakan, syukur merupakan pujian dan pengakuan hamba terhadap nikmat yang Allah berikan disertai rasa cinta dan ketaatan kepada-Nya.
Pribadi yang demikian akan bisa mengisi hidupnya, terutama saat bangun tidur dengan doa yang baik. Kemudian beranjak bangun dan menyiapkan diri serta mental untuk segera beribadah kepada-Nya.
Bukan malah duduk-duduk, lantas kembali terbaring dan terbangun saat mentari telah menerangi bumi. Lalu hati diliputi penyesalan demi penyesalan.
Amal
Hidup di dunia ini tujuannya dua, yakni bagaimana beribadah kepada-Nya (menjadi Abdullah) kemudian bagaimana memelihara alam dan kehidupan ini (menjadi khalifah Allah).
Hal itu menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari perkara yang harus terus diupayakan adalah beramal sholeh dengan sebaik-baiknya. Catat, beramal. Bukan mengeluh dan putus asa.
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah aku beritahukan kepada kamu tentang orang yang paling baik di antara kamu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Ya, wahai Rasulullah”.
Beliau bersabda, “Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling panjang umurnya di antara kamu dan paling baik amalnya.” (HR. Baihaqi).
Dengan kata lain siapa mengupayakan kehidupannya dalam sehari-hari terus beramal maka ia akan mendapatkan berkah umur atau berkah hidup. Berkah artinya mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan dari Allah.
Keberkahan menurut satu penjelasan adalah buah dari sikap istiqomah dalam hidup dan akhlak yang baik terhadap sesama.
Orang yang berusaha meraih berkah dalam hidupnya akan mendapatkan kekuatan jiwa dalam wujud tauhid, hatinya tulus dan ridha, sehingga terbebas dari iri, dengki dan segala sifat destruktif lainnya.
Pada akhirnya orang-orang yang berupaya mendapatkan berkah akan terus menerus mendapatkan tambahan demi tambahan kebaikan, sehingga hatinya tenang, tenteram dan kehidupannya dipenuhi amal kebaikan.
Satu
Sekiranya dalam hidup hanya ada satu amal yang bisa dilakukan setelah menjalankan kewajiban berupa ibadah mahdhah (wajib) maka hal itu harus diupayakan secara terus menerus, sepanjang hayat.
Sebagai misal, kemampuan diri kita adalah beramal dalam lingkup batin, dengan selalu berupaya memaafkan orang lain, maka hal itu harus terus dilakukan, insha Allah datang berkah bahkan jannah (surga) dari sisi-Nya.
Baca Juga: Menulis itu Memulai
Demikian pula dengan yang lain. Jika amal terbaik yang bisa dilakukan hanya satu dan itu misalnya adalah mengajar. Maka berjuanglah untuk menegakkan amal itu sebaik-baiknya, sehingga tidak ada hari dilalui melainkan ada generasi baru yang tercerahkan.
Pertanyaan mendasar adalah, apakah sudah ada amalan terbaik, amalan andalan yang telah dipilih dan diperjuangkan dijalankan dalam keseharian? Inilah PR setiap kita. Jangan sampai hari demi hari dilalui hanya dengan angan-angan tanpa amal perbuatan nyata. Na’udzubillah.*
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah