Sejak Selasa (31/5/22) sore, Ustadz Asih Subagyo telah mengundang saya ikut bincang bersama Dato’ Abu Ubaidah Kemin (1/6/22). Saya pun datang dan menyerap begitu banyak ilmu dari Dato’ yang murah senyum itu.
Usai bincang hal-hal ringan, Ustadz Asih pun mulai menembak Dato’ dengan pertanyaan-pertanyaan penting. Salah satunya soal perkembangan ekonomi umat Islam.
Dato’ pun menjawab dengan menghadirkan beberapa fakta. Pertama ialah fakta kemajuan Macedonia yang sampai sekarang masih “kaya” akan ulama yang unggul.
Kemudian Uzbekistan yang mengalami kemajuan pembangunan sangat menakjubkan. Terakhir fakta kemajuan negara Maghrib alias Maroko.
Kemajuan Islam Melalui Wakaf di Macedonia
Macedonia merupakan satu negara yang secara historis tidak terpisahkan dari kemajuan Turki Utsmani.
Sebuah artikel menyebutkan bahwa sejak masa Sultan kedua Turki Utsmani, Orhan bin Osman (1326-1362) wakaf telah menjadi kekuatan ekonomi umat dan negara.
Kala itu Sultan tak sekedar mendorong tetapi meneladankan. Satu fakta, Sultan Orhan memerintahkan membangun medrese di Iznik (Nicaea), maka beliau mewakafkan tanah dan aset tidak bergerak untuk mendanai biaya operasional medrese.
Dalam kata yang lain, Macedonia mampu survive hingga saat ini karena kuatnya sistem wakaf dalam kehidupan masyarakat sehari-hari secara menyeluruh.
Kemajuan Uzbekistan
Uzbekistan merupakan sebuah negara Asia Tengah yang lebih maju dari keempat negara tetangga lainnya; Tajikistan; Kazakhstan; Kyrgyztan; dan Turkmenistan).
Sejak tahun 1990 Uzbekistan telah sukses membangun kekuatan strategis, mulai militer hingga ekonomi serta transportasi dan komunikasi.
Lebih dari itu semua, Uzbekistan dalam sejarahnya pernah menjadi pusat kemajuan Islam tepatnya ilmu pengetahuan. Jadi secara mental dan budaya, Uzbekistan memang memiliki superioritas.
Begitu pentingnya kemajuan Uzbekistan, Turki pun terus melakukan hubungan yang erat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Uzbekistan pada November 2016, dan Mirziyoyev melakukan kunjungan resmi ke Turki pada 2017 yang memperkuat persahabatan kedua negara. Dalam hubungan itu ada penandatanganan puluhan perjanjian antara dua negara di beberapa bidang.
Sebuah analisa menyebutkan bahwa tidak lama lagi Uzbekistan akan masuk sebagai kategori negara berpendapatan menengah atas kemudian akan menjadi negara maju.
Semua Karena Wakaf
Singkat cerita Dato’ menyimpulkan bahwa kemajuan itu tercapai karena kuatnya sistem pengelolaan wakaf yang berlaku.
Faktanya sederhana. Turki misalnya dengan pengelolaan wakaf oleh Direktorat Jenderal Wakaf melalui Turkish Auqaf Bank telah membangun dan mengelola 4.400 buah masjid.
Kemudian 500 buah asrama mahasiswa. Selanjutnya membangun dan mengelola 2.254 buah apartemen dan seterusnya.
Oleh karena itu sesaat sebelum pertemuan berakhir. Dato’ menjawab pertanyaan saya perihal bagaimana umat Islam Indonesia bangkit secara ekonomi jawabannya singkat dan tegas.
“Mari mulai dari wakaf. Bagaimana caranya, join us,” ucap pria yang merupakan President BankWaqf International itu yang mengundang tawa kami semua.
Terimakasih Dato’ insha Allah kita akan kuatkan kemajuan ekonomi umat, bangsa dan negara melalui wakaf.*