Kalau bicara kaderisasi, belakangan orang akan ingat partai politik. Selain karena sekarang masuk tahun politik, dalam beberapa fakta, partai politik banyak yang gagal menjalankan kaderisasi dengan baik. Apalagi kaderisasi terbaik, cukup jauh.
Orang melihat sederhana, karena dari partai politik tidak punya stok kader sendiri yang bisa didorong menjadi calon presiden. Terlepas dari pro kontra, begitulah orang membahas.
Namun, yang butuh akan kaderisasi bukan hanya partai politik. Organisasi kepemudaan pun sangat bergantung pada proses kaderisasi yang dijalankan.
Oleh karena itu salah satu ciri organisasi sehat, telah matang dalam hal rekrutmen kader dan kaderisasi itu sendiri.
Baca Juga: Inilah Kekuatan Visi Bisa Mengubah Segalanya
Program kaderisasi harus berjalan secara reguler dan merata serta masif. Ketika organisasi kepemudaan mandeg kaderisasinya alamat nafas perjuangannya tidak akan panjang. Karena nilai yang ada tidak bisa diteruskan oleh kader yang lebih muda.
Training
Apa media terbaik melakukan kaderisasi, jawabannya satu dan mutlak, training. Dalam kata yang lain, organisasi yang dalam sebulan tidak ada gerakan kaderisasinya ia telah kehilangan kesempatan 10 tahun untuk berkiprah.
Dan, training ini bukan soal jumlah peserta, tetapi mampu tidak orang yang telah mengikuti proses training menjadi pribadi yang visioner. Ukuran simpelnya, peserta lulus training mampu menjadi panitia untuk training berikutnya.
Itu cara mengukur secara sederhana apakah visi telah masuk atau belum. Tentu training tidak akan menjadikan visi itu masuk dan langsung kokoh, proses menjadi panitia adalah tahap awal melatih anak muda mau berkorban, terampil membagi waktu dan mengelola kegiatan keumatan.
Jadi, kalau membahas kaderisasi, bahannya jelas, ada tidak training. Lebih jauh, sudah berapa training terlaksana bulan ini. Semakin dalam lagi, sejauh mana kualitas alumni training yang telah dilakukan.
Pribadi Visioner
Pribadi visioner itu punya beberapa indikasi. Mulai dari memiliki motivasi penuh untuk sukses, kaya inovasi, semangat yang tak pernah padam dalam meningkatkan kualitas diri, terus mengembangkan kapasitas intelektual, emosional dan spiritual.
Fokusnya jelas dan kuat, ingin menata masa depan lebih baik, sesuai idealisme yang dimiliki. Ia bukan berpikir sebatas diri, tetapi umat, bangsa dan negara.
Agenda hidupnya pun terang, bagaimana mewujudkan gagasan-gagasan kemuliaan dalam diri menjadi kenyataan dan dapat dunia nikmati.
Baca Lagi: Menjadi Mahasiswa Ideologis, Tidak Sulit, Kok!
Sebaliknya, kalau Anda masih senang dengan membincangkan keterbatasan, kekurangan teman dan mengungkit-ungkit masa lalu tanpa bisa berhenti, maka Anda orang yang tak punya visi, karena itu mustahil jadi pribadi visioner.
Simpelnya begini, menjelang Silatnas Hidayatullah 2023, Pemimpin Umum mengatakan bahwa harus ada 20.000 buku yang terkumpul. Kader punya visi akan mewujudkan itu. Tetapi, kader yang visioner ia akan menerbitkan buku (atau karya lain) untuk dibawa langsung.
Terakhir, orang visioner itu mampu menghadapi tantangan, tekanan bahkan kondisi yang tak mendukung. Kenapa ia begitu kuat, karena ia punya gagasan dan fokus mewujudkan gagasannya dengan totalitas.*