Rasanya, kepala ini mau pecah. Bagaimana tidak, setiap hari berita tentang kebohongan, korupsi, narkoba, pembunuhan dan penyelewangan anggaran negara, terus mewarnai kehidupan dunia kita. Orang seakan sudah begitu cinta mati kepada dunia. Tanpa pernah menyelami seperti apa sejatinya dunia ini, sehingga mudah terpedaya.
Terlebih istilah akhir zaman begitu sering orang sebutkan. Orang pun ada yang negatif menerima, bahwa kalau tidak sekarang kapan lagi senang-senang dalam kehidupan fana.
Sebagian ada yang positif memaknai kata akhir zaman, sekalipun takutnya luar biasa tidak kebagian “makanan.”
Baca Juga: Mengenal Inti Dunia
Pertanyaannya, mengapa dunia bisa segelap ini? Apakah benar karena masa atau karena ulah manusia yang cinta gila kepada dunia?
Terpedaya
Bisa jadi manusia telah terpedaya oleh gemerlap kehidupan dunia.
Mereka ingin hidup nikmat, cepat dalam meraih kekayaan, jabatan dan lain sebagainya, lalu berfoya-foya.
Fenomena itu menjadikan benteng hukum Indonesia jebol, karena Polri yang terus bermasalah dengan petingginya sendiri.
Belakangan kesehatan, yang ada dugaan, meninggalnya 157 anak itu karena kelalaian dari pengawasan. Bahkan ada “dugaan” semua karena ada tekanan. Entah siapa yang menekan dan ditekan.
Mendengar kata miliaran Rupiah, jelas bukan hal yang ringan. Itu godaan besar. Terlebih kalau merasa pihak berwajib adalah teman bahkan diri merasa ada teman yang bisa mengendalikan.
Tetapi satu hal, dunia seperti air laut, semakin orang meminumnya ia akan semakin haus, haus dan haus. Tidak ada kepuasan, apalagi kebahagiaan.
Tetapi Alquran mengatakan, manusia memang cenderung cinta gila kepada dunia.
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.” (QS. Al-A’la: 16).
Imam Ghazali
Imam Ghazali dalam kitab “At-Tibrul Masbuk fi Nasihatil Muluk” memberikan penjelasan penting perihal dunia.
“Dunia berhias sehingga kamu mencintainya, ia nampak seolah penolong bagimu, ia tidak berpindah hati kepada selainmu. Lalu dunia akan marah jika kamu abaikan.”
Dunia ibarat wanita yang jahat, menggoda laki-laki, hingga mereka tergoda dengannya, kemudian mengajak mereka ke rumahnya, kemudian ia membunuh dan menipunya.
Pahamlah kita dari sini, mengapa orang yang gila terhadap dunia menjadi begitu buas dan beringas.
Tak peduli teman, atau bahkan orang dekat yang telah hidup bak keluarga, kalau memang perlu untuk dibunuh, segera ia mengeksekusinya.
Baca Lagi: Viral Akhlak Penentu Kemenangan
Oleh karena itu, Islam datang, agar manusia tidak memenuhi hatinya dengan cinta yang salah, cinta kepada dunia yang fana, palsu dan fatamorgana. Tetapi sayang, tidak banyak manusia yang mau menyelami apa sebenarnya dunia ini.
Padahal, kunci hidup tenang dan bahagia adalah menjadikan dunia sebagai ladang untuk kehidupan akhirat.
“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 17).*