Kali ini saya mengisi satu forum yang tak pernah terjadi sebelumnya. Yaitu menjadi narasumber dalam pelatihan dai dengan tema “Menulis Teks Khutbah yang Menarik.”
Jujur saya tidak berani menolak karena yang meminta saya hadir adalah senior yang juga inspirator dakwah bagi saya, Ustadz Iwan Abdullah MSi. Beliau adalah Ketua Korps Muballigh Hidayatullah (KMH).
Baca Juga: Kaum Muda adalah Solusi
Akhirnya bismillah saya berangkat ke lokasi acara. Subhanallah, kondisi saya juga tepat kurang fit. Tapi nikmat Allah, sepanjang pemaparan semua berjalan baik, kecuali suara saya yang makin bertambah jarum menit semakin melemah.
Memulai Langkah
Menulis sebenarnya bukan urusan sulit. Sekalipun tidak benar-benar mudah. Tapi mengetahui langkah memulai akan menjadikan kita punya acuan bagaimana memulai.
Pertama, menulis harus dengan niat yang lurus, tulus dan ikhlas.
Kedua, lakukan pengamatan fenomena yang sedang terjadi dan banyak umat alami. Misalnya tentang kekuatan iman masyarakat Muslim.
Ini bisa kita sajikan data-data bagaimana masih ada umat Islam yang malas, menyandarkan hidup pada kedudukan dan materi, sehingga takut berkorban di jalan Allah.
Ketiga, hadirkan dalil Alquran dan hadits. Dengan begitu fenomena itu dapat kita bingkai dalam ajaran Islam secara utuh, benar dan menyeluruh.
Keempat, hadirkan satu sistem penjelas dengan pendekatan faktual yang mendalam. Misalnya fenomena orang beriman frustasi, depresi, dan lain sebagainya.
Kelima, ajak jama’ah untuk beraksi, call to action. Misalnya menulis teks khutbah tentang Idul Adha, call to action-nya bisa berupa ajakan untuk berkurban sebagai media tarbiyah atau tempaan diri dalam beriman kepada Allah Ta’ala.
Kesadaran Visional
Seorang khotib Jumat memang sewajarnya berpikir untuk menyajikan materi khutbah yang menyentak dan menggugah kesadaran jama’ah.
Dengan begitu jama’ah merasa beruntung sholat Jumat. Tidak kemudian seperti yang jamak kita lihat, orang datang, duduk lalu tunduk dan terlelap.
Nah, untuk sampai pada capaian yang demikian, para khotib Jumat tidak cukup pandai retorika dan menulis. Harus ada yang namanya kesadaran visional.
Baca Lagi: 3 Langkah Menulis Skripsi Jadi Mudah
Yakni satu cara berpikir yang menumbuhkan harapan kebaikan kepada umat Islam sebagaimana Nabi memilikinya.
Yaitu menghendaki iman hidup dan aktif dalam dada setiap umat Islam. Itulah kenapa dakwah menjadi satu amalan perbuatan lisan terbaik dalam pandangan Allah.
Karena orang berderma itu menjawab soal raga manusia yang membutuhkan. Tetapi orang berdakwah (di antaranya melalui mimbar khutbah Jumat) ia sedang peduli pada iman dalam dada banyak orang. Kalau itu hidup dan aktif, maka Allah sangat menyukai.
Jadi, mari mulai belajar menulis teks khutbah Jumat. Insha Allah lambat laun Allah akan berikan titipan kekuatan yang boleh jadi melalui khutbah kita atau teks khutbah yang dai lain bawakan, hidayah Allah teguhkan dalam hati kaum Muslimin.*