Home Artikel Menulis Esai Paling Menarik Ala Pemred Amanah
Menulis Esai Paling Menarik Ala Pemred Amanah

Menulis Esai Paling Menarik Ala Pemred Amanah

by Imam Nawawi

Beberapa hari lalu saya mendapat undangan grup Whatsapp yang namanya benar-benar luar biasa, “Menulis itu Jihad.” Nah, ternyata itu adalah inisiasi seorang Pemred Amanah. Dua hari ini beliau memberikan tips menulis esai yang menarik.

Kalau mengacu pada nama grupnya, jelas memang jihad itu manivestasi dari kesungguhan tanpa henti. Artinya grup ini memang mengajak kami semua sebagai anggota untuk terus berlatih menulis.

Baca Juga: Di Pengungsian Saya Menulis

Dalam upaya itulah kemudian Pemred Amanah itu, Ustadz Firmansyah Lafiri memberikan tips-tips yang bisa kita coba bersama.

Sistematika

Menulis esai yang menarik butuh beberapa langkah mendasar. Mulai dari menyajikan kalimat pembuka yang menarik.

Kalimat pembuka ini bisa berupa pepatah, pantun, anekdot bahkan lainnya. Dari sini sudah terang bahwa itu akan bisa kita lakukan kalau memang banyak “tabungan” bacaan.

Darimana kita akan punya stok memori tentang petuah atau pepatah, kalau tidak pernah membaca atau minimal mendengar dari orang lain.

Kemudian sajikan ungkapan lucu, fakta tidak biasa, seperti terbesar, termewah, terbaik dan lainnya.

Artinya kemampuan mengolah dan memilah diksi sangat penting agar orang tertarik membaca esai yang kita tulis.

Oleh karena itu tulisan ini pada judul ada kata paling menarik. Selain supaya mengundang penasaran pembaca, ini memang cara untuk bisa menulis dengan hasil paling menarik, meski tidak bagi semua orang, setidaknya sebagian orang.

Kemudian tulisan harus menggugah. Maksudnya disini bisa kita cantumkan ayat Alquran, hadits, ucapan ulama, fatwa, dan lain sebagainya.

Dalam kata yang lain esai yang menarik yang menyajikan pandangan orang kompeten sehingga gagasan kita memiliki landasan kuat untuk pembaca terima.

Mulai

Langkah dari Ustadz Firmansyah Lafiri itu sangat mudah kita pahami. Tinggal kapan kita mau mulai terapkan.

Saya selalu ingat dengan pepatah seorang guru, “Belakang pisau pun, kalau diasah terus, akan tajam juga.”

Baca Lagi: Yang Membahagiakan

Artinya menulis atau pun yang lainnya, bukan soal bakat dan kemampuan terpendam. Menulis bisa kita latih.

Dan, memang yang mampu bertahan dalam hal apapun, termasuk menulis adalah yang mau terus-menerus berlatih. Siapa itu, ya, yang punya keterpanggilan, kemudian menjadikan menulis sebagai jalan untuk jihad, memberikan kemampuan terbaik dalam bentuk tulisan hingga akhir hayat.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment