Home Kajian Utama Menjawab Tantangan Pemikiran

Menjawab Tantangan Pemikiran

by Imam Nawawi

Satu hajat mendasar umat Islam adalah hadirnya SDM yang memiliki kemampuan menjawab tantangan pemikiran.

Hal ini bisa kita lihat dari merebaknya beragam ide yang liar, destruktif, tetapi kalau kita tolak, maka seketika kita harus siap dapat stigma negatif, seperti penganut intoleran, radikal dan lain-lainnya.

Seperti soal seksual menyimpang, kalau kita menolak, siap-siap dapat cap sebagai intoleran.

Padahal, ketika stigma itu mereka munculkan, sebenarnya mereka sedang melakukan intoleran itu secara nyata.

Tetapi, karena sebagian kita gagap, alih-alih tenang dan menjawab dengan cerdas, yang ada malah terbawa emosi.

Masalah seperti ini tidak bisa kita sikapi dengan emosional, tetapi harus kita hadapi dengan kecerdasan intelektual.

Know Thy Enemies

Seperti apa yang menjadi semboyan misionaris dalam kegigihan mereka mengkaji Islam dari segala aspeknya, “know thy enemies” (kenali musuhmu).

Umat Islam harus memahami bahwa di balik ide apapun yang cenderung medekontruksi nilai-nilai Islam sebagai pemikiran yang sistemik untuk mereduksi kekuatan iman dari umat Islam sendiri.

Jadi, lawan umat Islam ini menerjang melalui jalur intelektual atau pemikiran. Maka sudah sepatutnya umat Islam juga mematahkan serangan itu secara intelektual.

Kata orang, senjata lawan dengan senjata. Pemikiran hadapi dengan pemikiran.

Jangan Naive

DR. Syamsuddin Arif: “Orientalis & Diabolisme Pemikiran” menerangkan bahwa umat Islam jangan bersikap naive.

Umat Islam naive kalau berprasangka baik terhadap orang yang “tidak akan pernah ridha” dan senantiasa memusuhi umat Islam.

Pria yang menguasai 5 bahasa setelah Arab dan Inggris itu menekankan bahwa umat Islam tidak bisa melahap mentah-mentah pemikiran apapun yang datang dari mereka yang “tidak akan pernah ridha” itu.

Oleh karena itu jangan ikut-ikutan, memburukkan para sahabat Nabi, menghina Nabi SAW dan meremehkan para ulama salaf serta bersikap seakan-akan tidak kenal Tuhan.

Langkah yang berlawanan dengan nilai Islam sudah barang tentu adalah jangkang yang lahir dari hawa nafsu. Yang dalam bahasa pria asli Betawi itu, hawan nafsu selalu sesat dan menyesatkan.

Strategi Perlawanan

Pada halaman 288, Syamsuddin Arif mengatakan bahwa “Kita harus mengenal diri kita, mengenal agama kita, tradisi intelektual kita, secara mendalam dan menyeluruh, kalau bisa.

Kita harus punya self-confidence, atau “pede” kata anak sekarang. Tidak minder dan silau melihat pencapaian orang Barat.

Kita juga harus melawan mereka dengan cara-cara yang rasional dan ilmiah.

Sekarang ini hegemoni politik, ekonomi, dan budaya sudah di tangan mereka.

Dalam bidang keilmuan dan intelektual, mereka juga berhasil menciptakan imej bahwa otoritas ada pada mereka. Bahwa mereka lebih pakar dan lebih tahu tentang Islam daripada orang Islam sendiri.”

Oleh karena itu Iqra’ Bismirabbik menjadi satu budaya yang harus sukses umat Islam bangun agar segera dapat menjawab tantangan peradaban dunia yang sekarang dalam krisis luar biasa pada hampir seluruh aspek kehidupan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment