Home Kisah Menjawab Tantangan Masa Depan Bangsa
Menjawab Tantangan Masa Depan Bangsa

Menjawab Tantangan Masa Depan Bangsa

by Imam Nawawi

Semalam dalam diskusi virtual Departemen Hubungan Antar Bangsa DPP Hidayatullah, saya mendapat tugas dari guru yang sangat mengasihi saya (biasa kami panggil Babeh) perihal apa yang perlu kita lakukan untuk menjawab tantangan masa depan bangsa.

Saya menjawab dengan tiga langkah penting dalam acara The Youth The Game Changer yang juga hadirkan Emir Burak Sirakaya dari UDEF Turki sebagai narasumber acara virtual itu.

Pertama dengan mengekstraksi sejarah perjuangan kaum muda pra kemerdekaan.

Katakan seperti kiprah dan perjuangan sang proklamator, Bung Hatta.

Baca Lagi: Menentukan Perjuangan Hidup

Kedua, menganalisis problem mendasar mengapa hari ini umat Islam terhegemoni dalam nyaris seluruh bidang kehidupan.

Langkah ini mengharuskan setiap kaum muda memiliki skill minimal untuk melakukan upaya progresifitas perjuangan.

Ketiga, membangun hubungan internasional dengan beragam pemuda atau komunitas dunia dengan memperkenalkan Indonesia yang memiliki sejarah besar dalam meraih kemerdekaan dan visi mulia untuk kehidupan dunia.

Sejarah Bung Hatta

Langkah pertama kita bisa ambil dari sejarah hidup Bung Hatta.

Pria Bukittinggi itu lahir pada 12 Agustus 1902. Pada usia 11 tahun telah aktif sebagai politisi junior. Ia sangat antusias menghadiri pertemuan-pertemuan politik.

Kala usia 19 tahun belajar ke Rotterdam, ia aktif juga membangun organisasi yang kemudian kala kembali ke Indonesia bergabung dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.

Jangan ditanya, kemampuan menulisnya sangat mumpuni. Terbukti kala Soekarno diasingkan ke Ende, Bung Hatta melakukan protes melalui tulisan ke berbagai media.

Belanda tidak nyaman bahkan tidak suka. Maka sekalian Bapak Koperasi Indonesia itu diciduk dan juga Belanda asingkan ke Digul.

Menariknya dalam pengasingan yang Bung Hatta bawa adalah buku bacaan dan buku tulis, sehingga walau dalam pengasingan ia tetap aktif membaca dan menulis.

Singkat kata mengekstraksi sejarah berarti kita harus jadikan api perjuangan dalam dada dan kecintaan mereka yang relevan sebagai mental dan karakter diri pemuda hari ini.

Bisa kah kita bayangkan, zaman seperti itu, internet belum ada, tapi kemampuan menulis sangat baik dan kecintaan membaca juga membara. Bagaimana pemuda saat ini?

Bangkit dengan Fokus

Pemuda Indonesia kalau ingin menjawab tantangan masa depan bangsa harus mampu melakukan analisis mendasr mengapa bangsa ini masih tertinggal.

Kalau mau meminjam hasil analisis Syed M. Naquib Al-Attas, maka membangun kesadaran ilmu dan adab adalah pondasi utama.

Ketika melihat upaya perjuangan KH. Ahmad Dahlan, tentu layanan dakwah, pendidikan, sosial dan kesehatan keumatan harus kita bangkitkan.

Bahkan dalam soal ini, seorang Buya Anwar Abbas sangat jelas fokusnya.

Baca Lagi: Selagi Muda Bergeraklah

Beliau pernah mengatakan, kapan Rumah Sakit Muhammadiyah bisa kita sebut bagus? “Kalau orang China mau berobat ke RS Muhammadiyah.”

Sama dengan itu, Ustadz Abdullah Said selaku pendiri Hidayatullah juga melihat umat Islam akan bangkit hanya kala ada visi, karakter diri dan soliditas umat yang terus kita kuatkan.

Pada prinsipnya harus ada kesadaran untuk bangkit dan fokus dengan arus program yang tegas dan jelas, berdasarkan analisis yang kita bangun atau mengambil apa yang telah para pejuang negeri ini lakukan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment