Home Kajian Utama Menjaga Kesadaran Spiritual
Menjaga Kesadaran Spiritual

Menjaga Kesadaran Spiritual

by Imam Nawawi

Sekalipun seremoni menyambut tahun baru Islam kian ke sini mulai berkurang, saya tetap membaca perihal hijrah. Hingga ketemulah artikel KH. Hasyim Muzadi dengan judul “Hijrahlah Sebelum Dipaksa.” Kata kunci yang menarik dari naskah itu adalah tentang menjaga kesadaran spiritual.

KH. Hasyim Muzadi menulis. “Bagaimana menghadirkan kembali semangat hijrah serta memberikan makna yang benar di era kita kini. Tentu tidak sulit. Hanya, memang perlu kesadaran spiritual yang tinggi agar hijrah yang sesungguhnya dapat dilakukan bersamaan dengan taufik Allah SWT.”

Baca Juga: Hijrah Nabi SAW dan Hijrah Kini

Pertanyaannya apa itu kesadaran spiritual?

Penjelajahan Makna

Kesadaran bisa kita lacak secara asal kata adalah sadar, shadr dalam bahasa Arab yang artinya dada.

Kesadaran berarti tentang kemampuan apa yang ada dalam dada seseorang memahami, memperhatikan, merespon lingkungan sekitarnya dan termasuk memilih jalan berpikir dan berperilaku.

Spiritual ringkasnya adalah iman. Jadi kesadaran spiritual ialah tentang kondisi hati seseorang yang selalu memahami bahwa dirinya bukan saja makhluk badaniah yang perlu makan dan minum.

Akan tetapi juga makhluk yang punya iman yang butuh tunduk, patuh dan taat kepada Allah dan menjauhi kerugian bagi iman.

Tingkat Kesadaran

Dalam tinjauan keilmuan kesadaran terdiri dari beberapa tingkatan.

Pertama, Kesadaran penuh. Ini seseorang sepenuhnya sadar dan responsif terhadap lingkungannya, termasuk orang-orang, tempat, dan peristiwa.

Kedua, Kesadaran terfragmentasi. Seseorang mungkin sadar dan responsif, tetapi pikiran dan perhatiannya mungkin terfragmentasi atau terfokus pada satu aspek dari lingkungannya.

Ketiga, Kesadaran minimal. Seseorang mungkin sadar akan lingkungan sekitarnya, tetapi memiliki kemampuan respons yang sangat terbatas.

Keempat, Ketidaksadaran. Seseorang tidak responsif terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam Islam lingkungan secara makro bukan saja dunia, tetapi juga lingkungan masa depan akhirat. Oleh karena itu orang yang tidak menyadari hal itu Alquran menyebutnya dengan istilah “Laa yasy’uruun” (orang-orang yang tidak menyadari).

Miliki

Berdasarkan keterangan KH. Hasyim Muzadi itu kita punya sebuah fokus penting, yaitu bagaimana memiliki kesadaran spiritual.

Baca Lagi: Sudahkah Tiba Kiamat Baca Buku?

Yaitu kemampuan meresepon secara penuh apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, bahkan dalam pengalaman dan kehidupan pribadi secara positif dengan cara pandang spiritual.

Dengan begitu hijrah yang selalu kita rayakan pada Muharram benar-benar mengantarkan kita menjadi manusia yang bahagia, tanpa harus menunggu apa-apa. Bahagia sekarang juga karena iman.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment