Home Kajian Utama Menikmati Proses Perubahan
Buah pepohonan matang setelah melalui proses panjang

Menikmati Proses Perubahan

by Mas Imam

Kebanyakan orang selalu terburu-buru. Tak terkecuali dalam hal mendidik anak. Tidak mau belajar dari inti kehidupan hidup ini bahwa semua mesti berproses. Tidak mau menikmati proses.

James Clear dalam bukunya Atomic Habits mengatakan bahwa perubahan perilaku menjadi lebih baik, 1% saja dalam setiap hari, itu akan menjadikan seseorang berhasil melakukan 37 kebaikan lebih banyak di pengujung tahun.

Baca Juga: Indonesia Kian Memburuk

Itu artinya, sebuah keberhasilan di akhir tahun 2021 akan terwujud jika sejak sekarang, sebuah kebaikan kita lakukan secara terus menerus, sekalipun itu adalah hal yang kecil. Sama seperti buah jambu, ia menjadi besar dan bisa dinikmati oleh manusia berawal dari kuncup bunga dan terus berproses sampai bisa matang.

Proses Mengubah Bangsa

Siapa yang tidak gerah dan ingin keadaan bangsa dan negara kita kembali menjadi lebih baik saat ini. Tetapi siapa yang pernah bisa melakukan sebuah perubahan dalam tempo semalam? Wajar jika orang mengatakan, perubahan tak seindah membalik tapak tangan.

Rasulullah Muhammad SAW harus rela berjuang selama 23 tahun untuk sebuah peradaban besar yang menginspirasi dunia hingga saat ini.

Muhammad Al-Fatih mampu menaklukkan Konstantinopel setelah perjalanan para pejuang sebelumnya yang berlangsung hingga 8 abad lamanya.

Dengan kata lain, berharap Indonesia berubah, itu di antara jawaban cerdasnya adalah dengan mengubah diri kita sendiri saat ini. Ubah diri kita dari memandang jabatan sebagai sumber kekayaan sebagai tungku pematangan jiwa ksatria, jiwa martir, dan jiwa pionir.

Sehingga kelak, kala jabatan ditawarkan atau malah diserahkan, kita tidak menjadi orang yang kembali menjadikan jabatan sebagai manisan, sampai tak sadarkan diri, bahwa tubuh digerogoti gula.

Kerusakan pasti disebabkan kebiasaan buruk yang terus dilakukan manusia

Kerusakan pasti disebabkan kebiasaan buruk yang terus dilakukan manusia

Mengubah wajah Indonesia berarti mengubah perilaku individu-individu di dalamnya. Tanpa itu, perubahan adalah omong kosong. Jadi, agendakan dengan jelas, perubahan apa yang hendak dilakukan hari ini, minggu depan, bulan depan, bahkan hingga tahun depan dan satu generasi ke depan.

Apakah ini berarti kita biarkan saja apa yang terus terjadi hari ini? Tentu saja tidak. Tetap berikan respon secara memadai. Namun jangan abai dengan sebuah pondasi lahirnya perubahan yang lebih utuh dan menyeluruh.

Menanam Berarti Akan Memanen

Pepatah mengatakan, siapa menabur angin dia akan menuai badai. Jika dalam situasi buruk seperti sekarang yang bisa dilakukan hanya menghujat, itu artinya ke depan keadaan tidak akan lebih baik. Seperti menabur angin, badai akan kita tuai, cepat atau lambat.

Kalau begitu apa yang harus kita tanam? Iman, ilmu dan amal. Problem kita hari ini bukan tidak ada ilmu, tapi amal yang nir iman. Banyak orang berpengetahuan tapi ia terseret pada perilaku yang nir moral. Tahu khianat itu buruk, tapi ia terdepan dalam korupsi.

Setiap hari teriak demokrasi, keadilan, dan kemakmuran, tapi anggaran negara untuk rakyat digondolnya. Ia santuni konstituan di daerah pemilihannya. Tetapi itu bukan wujud kesadaran iman untuk berkasih sayang. Tetapi untuk memastikan pemilu berikutnya, suara dapat didulang.

Baca Juga: Survive di Tengah Wabah

Artinya, kita harus menciptakan arus baru. Arus menanam kebaikan atas dasar iman yang dioreintasikan pada pengamalan. Apakah ini bisa dan memadai jika dilakukan seorang diri?

Setiap kita punya keluarga, punya teman, punya kolega dan pergaulan. Mulailah dari yang bisa dijangkau. Dalam bahasa pendiri Hidayatullah, Ustadz Abdullah Said, jika memang iman itu bisa ditegakkan dalam sebidang tanah 1 kali 1 meter persegi, maka mulailah tanam iman itu disitu.

Mengapa demikian? Seperti kata pepatah Cina, perjalanan ribuan mil, itu dimulai dari satu langkah. Jadi, mari lakukan satu langkah kebaikan setiap hari. Dari diri sendiri dengan kemampuan yang kita miliki. Yakinlah suatu waktu, dengan idzin-Nya, kebaikan-kebaikan ini seperti gelombang di lautan yang akan menyapu seluruh ketidakbenaran dan ketidakadilan.

Seperti hujan, ia rintik-rintik, ia berupa buliran air, namun lihatlah, betapa dalam jumlah yang besar, dia bisa menyirami permukaan bumi yang begitu luas. Itulah gambaran, bahwa perubahan sekalipun kecil, kalau dilakukan terus menerus dan diwujudkan banyak orang, cepat atau lambat, keadaan akan dengan mudah diubah. Dan, upaya itulah yang harus kita lakukan. Seperti judul renungan hari ini, semua itu adalah proses yang harus kita nikmati.*

Mas Imam Nawawi_Perenung Kejadian

Bogor, 25 Jumadil Akhir 1442 H

Related Posts

Leave a Comment