Home Kajian Utama Menikmati Aktivitas Kebaikan
menikmati aktivitas kebahagiaan

Menikmati Aktivitas Kebaikan

by Imam Nawawi

KH. Abdurrahman Muhammad memberi pesan kepada semua kader Hidayatullah agar senantiasa mau dan mampu menikmati aktivitas kebaikan.

“Nikmati itu pekerjaanmu, sampai engkau benar-benar merasakan kenikmatan. Kemudian nikmatilah sholat, baca Alquran, amal sholeh dan lainnya, semua kebaikan. Maka nikmatilah.”

Pesan itu sepintas begitu sederhana. Namun, tidaklah demikian dalam upaya merealisasikannya. Terlebih dalam kehidupan sehari-hari manusia berubah-ubah hatinya. Sedangkan situasi dan kondisi selalu berubah.

Baca Juga: Menikah Tak Perlu Wah

Mungkin merasa capek karena benar-benar lelah. Atau merasa tidak fit karena tidak ada penghargaan dari manusia. Bahkan mungkin muncul sikap frustasi karena apa yang diinginkan tidak menjadi kenyataan.

Termasuk kala dalam dakwah melihat teman seperjuangan memilih jalan lain kemudian tampak hidup dengan kekayaan berlimpah. Ah, sepertinya dakwah ini tidak membahagiakan.

Nikmatilah

Dakwah adalah pekerjaan terbaik dalam Islam. Bahkan kita masih terkategori umat terbaik kalau mau dakwah, dengan melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar dan beriman kepada Allah.

Oleh karena itu mau bagaimanapun dunia ini berdinamika, kader dakwah harus berjuang menikmati jalur dakwah ini dengan sebaik-baiknya.

Lihatlah mereka yang istiqomah dalam dakwah. Mungkin ada yang tidak sempat menghimpun kekayaan dunia, namun mereka begitu menginspirasi kehidupan generasi demi generasi berikutnya.

Lihatlah itu jalan hidup Al-Fatih, Sholahuddin Al-Ayyubi dan ulama serta raja yang takwa di jalan Allah. Mereka telah tiada, namun menyebut nama mereka, aktivis dakwah banyak yang bahagia dan bertahan dalam perjuangan jalan dakwah.

Dan, satu hal, kematian itu pasti. Maka siapa meninggal dalam jalan dakwah, sungguh ia mendapatkan kebaikan yang banyak.

Cerah

Orang yang bahagia dan tidak bahagia bedanya amatlah tipis. Itulah hasil riset dari Sonja Lyubomirsky, guru besar Universitas California dalam Jurnal The Hedonistic Consequences of Scoial Comparison.

Orang tidak bahagia menghabiskan waktu dua kali lebih banyak emikirkan keadaan yang tidak menyenangkan.

Sedangkan orang bahagia adalah yang cenderung mencari informasi yang membuka wawasan mereka.

Baca Lagi: Yang Membahagiakan

Temuan itu bisa kita jadikan “jembatan gantung” memahami mengapa Nabi begitu menikmati aktivitas dakwah. Yakni karena dalam setiap menghadapi masalah dan tantangan dakwah setelah itu akan ada pertolongan Allah yang begitu indah.

Jadi, kalau seperti itu untuk apa kita tidak bahagia dalam dakwah. Lebih baik habiskan energi untuk menikmati dawkah daripada berkeluh kesah di jalan mulia ini.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment