Menikahlah, jangan ragu apalagi takut! Menikahlah, karena itu sunnah!
Belakangan orang mulai punya sudut pandang baru terhadap keputusan menikah. Sayangnya sudut pandang itu karena satu hal yang viral, yakni KDRT.
Akibatnya muncul istilah “marriage is scary”. Dalam ilmu logika ini namanya generalisasi. Hanya karena satu kasus, orang memandang sesuatu secara sama dari satu sudut pandang belaka.
Padahal di dunia ini pasti ada pernikahan yang baik, berhasil, bahkan menginspirasi. Tetapi satu hal, tak ada pernikahan tanpa permasalahan. Tugas kita adalah punya dasar sekaligus tujuan, mengapa menikah.
Berita
Mengapa orang mulai membuat istilah “marriage is scary” karena media sosial dan media arus utama banyak yang mengulas hal itu. Selain tentu secara fakta itu belakangan tampak mulai banyak terjadi.
Orang bisa saja memahami itu sebagai fenomena gunung es. Tetapi apakah dalam hal ini yang sebenarnya perlu kita hindari: menikahnya atau perilaku buruk manusianya alam berumah tangga?
Jangan sampai kala kita terlanjur jauh memandang menikah sebagai hal buruk, lalu sebagian dari kaum muda memandang gaya hidup dari Barat yang tak menikah, tapi kumpul layaknya suami istri justru sebagai solusi.
Jernih
Oleh karena itu kita harus mampu berpikir secara jernih. Menikah itu sunnah, Nabi Muhammad SAW saja menikah. Apalagi manusia biasa seperti kita.
Akan tetapi menikah yang landasannya iman biasanya akan lebih kuat menghadapi guncangan. Ibarat orang yang melakukan perjalanan, ia telah siap dengan segala situasi dan kondisi yang datang tiba-tiba.
Oleh karena itu Islam mendorong agar pertimbangan memilih pasangan itu yang utama dan pertama adalah agamanya, akhlaknya.
Jadi jangan main jatuh cinta pada pandangan pertama. Pahami betul siapa calon pasangan kita sebelum final memilih menikah.
Akhlak
Mengapa akhlak atau agama harus jadi perhatian utama dan pertama, karena akal dan hati manusia rentan berubah. Apabila suami istri tidak memiliki kekuatan akhlak, satu sama lain biasanya akan bertindak sesuai kondisi hati.
“Jika datang kepadamu seseorang yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi).
Selain itu ini pelajaran utama bagi siapapun, dalam pernikahan, membina rumah tangga, yang bisa melanggengkan cinta adalah akhlak.
Jika benar harta, mengapa pasangan artis yang cantik dan tampan akhirnya berpisah?
Tetapi jika akhlak, maka sikap saling memaafkan, saling memahami dan tidak ingin dapat murka Allah mendominasi pikiran dan hati. Akibatnya satu sama lain saling menjaga.
Bagaimana suami yang tidak mencari nafkah, apa bisa dijawab dengan akhlak?
Orang yang berakhlak tahu tanggung jawab, artinya dia tidak akan diam apalagi menjadi beban orang, terlebih istri dan anak-anak. Pria yang berakhlak akan bekerja sekuat tenaga, mungkin hasilnya tidak besar, tapi dia bekerja di sektor yang halal.
Kenapa pertengkaran kecil menjadi pertempuran mulut yang hebat antara suami dan istri? Karena keduanya tidak mengedepankan akhlak. Masing-masing tidak mau mengalah.
Umar bin Khattab itu pernah mendapat “amarah” dari istrinya. Umar yang khalifah hebat, apakah melawan dan menganggap istrinya rendah? Tidak, umar diam, menerima. Saat orang bertanya mengapa diam, Umar mengatakan dia ibu dari anak-anakku, dia yang merapikan pakaian dan memasak untukku.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin juga menekankan pentingnya akhlak dalam pernikahan. Beliau menyatakan bahwa akhlak yang baik adalah pondasi utama kebahagiaan rumah tangga. Pasangan yang berakhlak baik akan saling menghormati, menyayangi, dan mendukung, sehingga tercipta suasana rumah tangga yang harmonis dan penuh cinta.
Guncangan
Apakah kalau menikah dengan pria atau wanita berakhlak tidak akan ada guncangan?
Apakah ada manusia hidup tanpa masalah?
Baca Juga: Cinta dalam Pernikahan
Pertanyaan seperti itu tidak tepat. Yang benar adalah, apakah kalau pasangan kita berakhlak bisa menghadapi ujian dengan benar?
Seperti anak sekolah, kalau dia belajar, disiplin dan beradab dalam menuntut ilmu, niscaya semua ujian pendidikan yang berlaku akan dapat ia hadapi dengan mudah. Begitu pun dalam hal menikah.
Hidup adalah soal senang sekaligus bagaimana sukses menghadapi rintangan, ujian dan cobaan. Lebih jauh, apakah kalau seseorang tidak menikah dia akan bebas dari permasalahan?
Iqra
Supaya kita tidak salah dalam memandang menikah maka perbanyaklah Iqra, membaca. Bekali diri dengan pengetahuan mendalam tentang pernikahan. Jangan lupa juga terus memperhatikan keimanan dalam hati.
Kemudian perbanyak membaca buku sejarah rumah tangga Nabi, sahabat, ulama atau pahlawan. Jangan melulu main media sosial. Itu boleh untuk refresh sejenak, tapi tak ada ilmu sebaik buku atau bahkan bertemu guru.
Terakhir, pastikan diri sadar, menikah itu sunnah dan sekaligus perintah Allah. Menikah adalah cara Islam menjadikan manusia tidak lepas dari kodratnya, sehingga jiwa dan kehidupan manusia benar-benar terjaga dan mulia.*