Ahad, 23 Juli 2023 saya mendapat kesempatan menjadi narasumber dalam pengajian ibu-ibu Ash-Shofah di Perumahan Hankam, Bogor. Salah satu pertanyaan dari jama’ah adalah bagaimana edukasi secara mendalam tentang pernikahan kepada kaum muda.
Saya melihat pertanyaan ini memang penting. Pasalnya memang banyak anak muda belum memahami dengan utuh apa itu menikah.
Berita terbaru, seorang anak muda di Polewali Mandar kabur dari rumah jelang 3 hari waktu akad nikah.
Baca Juga: Nikah pada Waktunya
Keterangan lebih lanjut, FA memang tidak setuju untuk menikah. FA masih ingin sekolah. Dan, karena itu ia memilih kabur.
Beruntung ada sang kakak dari FA yang berbesar hati menggantikan posisi FA, sehingga pernikahan tetap bisa berlangsung.
Tujuan dan Komitmen
Kaum muda harus mendapat edukasi mendalam bahwa menikah memang butuh kejelasan tujuan dan komitmen.
Komitmen yang ada harus komitmen serius yang hadir sebagai buah dari kesiapan lahir dan batin.
Sebab pernikahan bukan hanya soal dua hati yang saling jatuh cinta, tetapi juga tentang dua kehidupan yang memutuskan untuk bersatu dan membangun masa depan bersama.
Edukasi mendalam itu sendiri harus mampu menyadarkan kaum muda pentingya kesiapan batin.
Kesiapan batin mencakup kematangan emosional dan mental untuk menghadapi berbagai tantangan dan konflik yang mungkin muncul dalam pernikahan.
Dengan hal itu satu sama lain akan memiliki kapasitas bagaimana mengatasi itu semua melalui jalur komunikasi yang saling menguatkan, bukan menang sendiri.
Jadi sangat penting kaum muda memahami bahwa pernikahan bukan soal semata tentang gairah romantisme, tetapi juga tanggung jawab, pengorbanan dan kerja keras.
Lebih jauh, itu akan mudah jika kaum muda juga mendapat penempaan karakter tekun ibadah sejak dini, sehingga mereka memiliki kemampuan kontrol diri secara lebih baik.
Adab
Indahnya ajaran Islam, dalam pernikahan pun ada yang namanya adab.
Agar menikah membawa berkah, maka penting satu sama lain mengerti dan mengamalkan adab-adab dalam rumah tangga.
Seorang istri harus sadar bahwa taat kepada suami itu perintah Allah, bukan keterpaksaan.
Baca Lagi: Cinta Kok Membunuh?
Istri juga memahami bahwa sikap menghormati suami adalah utama, sehingga banyak masalah bisa teratasi dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, istri juga harus berusaha senantiasa menyambut suami dengan baik, tersenyum dan memberikan perhatian.
Adapun suami harus memahami betul bahwa istri itu sangat ingin dicintai sepenuh hati. Suami harus paham, istri sangat peka akan rasa, sehingga ia memang lembut.
Suami juga mesti memahami bahwa istri sangat membutuhkan pernyataan cinta dalam bentuk kata-kata. Lihat Nabi SAW selalu memanggil Aisyah dengan panggilan penuh cinta, Al-Humiarah.
Penting juga seorang suami memahami bahwa istri adalah ratu, dan area kekuasaannya adalah tempat tinggalnya. Maka berikan ia keleluasaan mengatur “istananya” sesuai dengan keinginannya.
Prinsipnya sederhana, saling memahami, saling menguatkan, dan saling memaafkan. Menikah berarti menjemput berkah. Dan, itu tidak akan pernah terwujud kalau satu sama lain hanya mau menang sendiri.*