Sebagian orang mudah sekali menilai orang lain. Tetapi tidak dengan menilai diri sendiri. Karena untuk bisa menilai diri, kita harus memulai dengan menguji diri sendiri. Caranya?
Ketika seseorang memasang niat dalam dirinya, bahwa mulai detik ini akan rajin membaca. Sepuluh menit kemudian godaan datang. Entah ada yang ngajak makan, bermain, jalan-jalan dan sebagainya.
Pada awal momentum ada ajakan itu tiba, dalam hati ada pertarungan. Begitu keputusan diambil, dan itu bukan pada niat awal, akhirnya ia menyerah. Semakin ia melupakan niatnya, akan semakin jauh semangatnya untuk kembali pada tekad membaca.
Baca Juga: Pribadi Disiplin
Jadi, hal yang harus ada dalam diri kita sebelum mulai melakukan pengujian diri, apakah memang ada cita-cita, niat, tekad atau misi hidup yang telah kita tetapkan dan perjuangkan.
Jika hal itu tidak ada, maka apa yang perlu diuji?
Pada level itulah banyak anak muda hidup dengan kegiatan yang tak tertata, pikiran zig-zag dan cenderung tidak antusias dalam menuntut ilmu. Ya, ia terbawa tren dan menjadi budak kebiasaan orang pada umumnya.
Belajar dari Sistem Sekolah
Mengapa sekolah mengadakan ujian kepada murid-muridnya? Semua bisa menjawab dengan mudah, karena telah menerima pelajaran.
Begitu pun diri sendiri. Jika telah memasang tekad, membangun budaya dan berjuang untuk mewujudkan itu semua, barulah bisa kita lakukan pengujian.
Sudah tahu tentunya ya sosok Riana Helmi. Ia menjadi dokter termuda Indonesia. Ia meraih gelar dokter pada usia 19 tahun 9 bulan. Ia menjadi orang yang menerima piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Mengapa gadis kelahiran Banda Aceh itu berhasil di usia sangat muda? Kita bisa menebak, semangat dan budaya belajarnya pasti telah tersetting dengan baik.
Simpelnya kalau kita telah memiliki budaya belajar yang baik, menguji diri akan sangat mudah.
Saya sendiri juga sering menguji diri, apakah mampu konsisten menulis setiap hari. Jika ada sehari lewat tanpa menulis khusus di media ini, kegelisahan akan segera menerpa dan mencabik-cabik pikiran ini.
Modal Utama
Apa modal utama untuk mencapai keberhasilan yang kita syukuri, kata orangtua Riana Helmi sangat simpel.
Baca Lagi: Mau Konsisten Menulis, Ini Cara Mewujudkannya
Perlu kita tahu, Riana Helmi punya adik, namanya Rafidah Helmi. Dan, pada usia 17 tahun, 8 bulan ia juga telah wisudah dari fakultas kedokteran Unissula Semarang.
“Modalnya hanya disiplin, belajar dan berdoa,” kata ayah Riana dan Rafidah, AKBP (Purn) Helmi SH.
Jadi, sebelum melakukan pengujian diri yang ketat, sebaiknya uji dari sekarang, apakah disiplin belajar dan berdoa telah kita mulai?*