Home Artikel Mengubah Segalanya dari Diri Sendiri
perubahan dimulai dari diri sendiri

Mengubah Segalanya dari Diri Sendiri

by Mas Imam

Bukan tidak boleh berbicara isu besar, bahkan wacana global, tetapi semua harus diawali dengan kesadaran mengubah segalanya dari diri sendiri.

Sebab realitanya, kadang kita bertemu dengan keadaan baik, tetapi manusianya tidak siap.

Baca Juga: Tegas Membagi Waktu

Seperti kondisi Indonesia hari ini, bisa kita katakan begitu, telah 76 tahun merdeka, tetapi rakyatnya belum banyak berubah.

Apakah kemerdekaannya yang salah? Tentu tidak. Jelas manusianya. Di sini kita dituntut untuk benar-benar melihat semua dari diri sendiri untuk perubahan besar di luar diri kita.

Albert Einstein berkata, “Jika Anda ingin hidup yang bahagia, sematkan hidup Anda pada sebuah tujuan, bukan orang atau barang.”

Ungkapan itu menunjukkan bahwa kadang kala diri ini, meski telah hidup di atas 20 hingga 30 atau 40 tahun, seringkali masih belum memiliki tujuan hidup.

Seperti orang kaya punya BMW paling mahal, setiap hari ia memacu mobilnya di jalanan kota, tapi ia tak pernah tahu kemana akan melaju. Itu sama dengan merusak diri tanpa disadari.

Fitrah Manusia

Sejatinya manusia hidup dengan tujuan yang amat jelas, yakni ibadah kepada Allah Ta’ala.

Oleh karena itu setiap manusia fitrahnya sama, mencintai kebaikan dan kebenaran. Tidak satu pun manusia lahir ke muka bumi ini yang kemudian menganggap merampok adalah kebaikan. Tidak pernah ada.

Tetapi faktanya perampokan itu ada, bahkan terhadap rakyat sebuah bangsa dan negara. Maka di sinilah kita mesti kembali kepada fitrah.

Sebab pada hakikatnya hidup ini adalah tentang bagaimana hidup dengan memperjuangka keutuhan fitrah manusia.

Dan, Islam memberikan pola bagaimana fitrah itu terjaga melalui amalan syariah di dalam rukun Islam, mulai dari syahadat, sholat, puasa, zakat, hingga haji.

Semua itu mesti mendorong manusia sampai pada pencerahan pikiran, sehingga perilaku dalam kehidupan bisa selaras dengan ibadah yang dijalaninya.

Kita kadang ingin berubah menjadi lebih baik, sedangkan kita sendiri tidak menikmati betapa indahnya proses-proses perubahan menjadi lebih baik itu kalau dijalani dengan penuh kesadaran.

Tafakkur

Pada akhirnya, pencerahan pikiran atau intelektual harus mendorong diri gemar melakukan amalan tafakkur, yang artinya berpikir secara mendalam.

Dengan pengamalan tafakkur yang terus menerus maka seorang Muslim akan memiliki kemampuan berpikir logis dan reasoning yang dapat mendorong keimanannya lebih kokoh dan kiprah hidupnya lebih indah.

Baca Lagi: Mumpung Masih Muda

Dan, sebagaimana sunnah perubahan dalam ragam level, perubahan paling dasar harus diwujudkan ialah perubahan diri atau individu, kemudian beranjak pada kelompok, komunitas, masyarakat dan kemudian akhirnya semesta alias dunia.

Oleh karena itu, kebaikan dan perubahan masa depan sangat bergantung pada bagaimana individu dalam Islam, utamanya kaum muda sadar dan mendesain diri dalam sistem perubahan yang konsisten dan kontinyu.

Sebab pada dasarnya tidak akaan pernah terwujud perubahan besar jika perubahan jiwa dalam individu (individual change) tidak pernah benar-benar dilakukan atau pun tidak benar-benar berhasil dilakukan.

Pesan Rasulullah SAW sangat jelas, “Ibda’ binafsik tsumma man ta’ulu” yang artinya, “Mulailah dari diri sendiri, kemudian orang di sekitarmu.”*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment