Pagi, saat banyak orang melakukan pemanasan pertemuan, saya mendapati presentasi dari kolega, tentang masalah. Tepatnya bagaimana menghadapi masalah.
Nur Hadiansyah, itulah nama yang mendapat giliran presentasi yang merupakan sajian dari olahan buku yang dibaca. Orang lazim menyebutnya dengan bedah buku.
Ternyata, masalah dalam pandangan Yudy Effendy, seperti Nur Hadi kutip adalah tentang bagaimana merasa bahagia terbetbas dari masalah justru dengan menghadapi masalah itu sendiri.
Baca Juga: Kebingungan Datang Begini Cara Mengatasinya
“Kita tidak akan merasakan betapa bahagianya terbebas dari masalah, kalau tidak pernah berhadapan dengan masalah itu sendiri,” quote pertama dalam presentasinya.
Masalah = Ilmu
Masalah kalau kita pikirkan lebih dalam ternyata adalah ilmu. Melalui masalah kita mendapatkan pengajaran tentang bersyukur atas nikmat allah.
“Karena ketika masalah datang maka secara bersamaan pula datang harapan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada tertimpa masalah itu sendiri.”
Dan, tak perlu khawatir, masalah pasti datang. tidak ada orang yang tidak bertemu masalah. Bahkan masalah datang dan pergi. Tetapi satu hal, setiap masalah datang berarti jalan keluar pasti akan datang juga.
Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak membebani seseorang kecuali menurut kesanggupannya.”
Jadi, jangan takut, apalagi menyerah dan putus asa. Masalah yang kita hadapi dengan sabar, boleh jadi akan mengangkat derajat kita pada sesi kehidupan masa depan.
Nabila
Nabila ini bukan bagian dari presentasi dari kolega saya, Nur Hadiansyah. Tetapi sosok siswi sebuah SMK di Bekasi yang saya dan teman-teman Laznas kunjungi siang tadi (19/9/22).
Ia memang anak perempuan, tetapi dalam hal berjuang untuk tetap bisa sekolah, minimal bisa beli bensin motor dan beli jajan, ia rela jadi ojek sekolahan tetangganya yang orang perumahan.
Bahkan lebih jauh ia rela menjadi orang yang membersihkan barang rongsokan. “Ya, biar bisa membantu orangtua,” kata anak yang sejak umur lima tahun telah kehilangan sang ayah karena meninggal dunia.
Tak tampak kulihat wajah lemah, semangat rendah dalam meniti kehidupan. Nabila tetap percaya diri. Ia mau melakukan apapun, asal bisa sekolah dan tidak terlalu membebani sang ibu yang juga kondisinya sakit-sakitan.
Nabila tetap tegar. Meski ia harus bolak-balik menghadap pihak akademik karena tunggakan bayar SPP ia tetap optimis.
“Insha Allah Nabila akan bayar,” ucapnya. Walaupun ia tidak tahu darimana membayar sekolah itu. Mengingat sehari-hari yang dimakan saja harus penuh perjuangan.
Baca Lagi: Berpikir Sekaligus Bertindak
Uraian tentang masalah dari sahabat saya itu Allah lengkapi dengan perjumpaan saya dengan Nabila. Gadis yang hidup dalam kesulitan namun tak pernah pudar semangat untuk bisa sekolah bahkan ingin bisa kuliah.
Kala salah satu sahabat saya bertanya, ingin membahagiakan orangtua seperti apa. Dengan suara lirih Nabila berkata, “Ingin mengumrohkan ibu,” ucapnya sembari menutup wajah.
Pada kesempatan itu Laznas BMH memberikan bantuan sebesar Rp. 2 juta untuk membayar tunggakan SPP dari Nabila.
“Ini bantuan tahap pertama, semoga Allah mudahkan rezeki Nabila, nanti seluruh tanggungan SPP bisa Allah mudahkan untuk BMH lunasi,” ungkapnya yang disambut kata “aamiin” oleh Nabila dan sang ibu yang begitu sering batuk-batuk.*