Kita semua memahami bahwa ketidakpastian bukanlah pengecualian, melainkan aturan utama kehidupan. Sesuatu yang mutlak akan hadir untuk menguji apakah ketenangan hati telah kokoh atau masih rapuh dan reot.
Kita sering mencoba mengendalikan masa depan, tetapi upaya ini, seperti yang diungkapkan psikologi, hanyalah sumber utama kecemasan kita. Tugas kita bukan menghilangkan ketidakpastian, melainkan mendesain ulang respons kognitif terhadapnya. Lebih dari itu juga respons spiritual dalam menjalaninya.
Langkah ini merupakan metode paling alamiah yang telah hadir sejak manusia belum mengenal internet apalagi AI. Tengok saja bagaimana Nabi Muhammad SAW memilih maju terus dalam kepungan kebencian masyarakat Quraisy yang terus memilih kafir.
Kemantapan Hati akan Kemerdekaan
Perhatikan juga semangat bangsa Indonesia yang tak pernah putus asa meraih kemerdekaan. Padahal mereka adalah bangsa yang oleh Belanda dikondisikan menjadi jumud.
Tapi perjalanan waktu menjadikan manusia sampai pada kesadaran paling mendasar, yakni kita sama-sama manusia. Dari kesadaran itulah Indonesia akhirnya mencapai mimpi agungnya menjadi bangsa yang merdeka.
Lantas, bagaimana kita melakukan pergeseran mendasar ini?
Langkah paling konkret adalah kurangi “makan” konten rendah. Saya melihat bahwa kebanyakan konten hanya menawarkan solusi instan. Namun, wawasan bernas datang dari kedalaman.
Penguasaan Internal
Inti dari menghadapi ketidakpastian terletak pada penguasaan “locus of control” internal. Ini berarti mengalihkan energi dari apa yang tidak bisa kita ubah (hasil) ke apa yang sepenuhnya ada di bawah kendali kita (perhatian, upaya, dan interpretasi kita terhadap peristiwa).
Oleh karena itu, mari kita pahami langkah pemahatan wawasan yang harus kita terapkan setiap hari.
Penulis blog yang efektif tahu bahwa ritual kecil menghasilkan perubahan besar. Praktikkan “Stoic Pause” di tengah hari. Ketika kecemasan datang, berhentilah sejenak.
Secara psikologis, identifikasi dan berikan nama pada rasa takut Anda; ini mengurangi kekuatannya. Selanjutnya, kemampuan berpikir filosofis dalam diri Anda harus bertanya: “Apakah ini hal yang bisa saya ubah sekarang?”
Jika jawabannya tidak, Anda telah berhasil membangun batas mental. Memfokuskan kembali perhatian Anda pada tindakan kecil yang bermakna hari ini.
Berani Bertindak Nyata
Banyak coach, mentor atau murabbi yang mengatakan bahwa dalam diri Anda ada kesadaran yang mengingatkan bahwa keberanian tidak datang dari ketiadaan rasa takut, tetapi dari tindakan nyata meskipun rasa takut itu ada.
Dengan menjadikan fokus internal sebagai arsitek ketenangan, maka ketidakpastian tidak akan mengganggu iman kita, keikhlasan kita, bahkan optimisme dan ketekunan kita dalam kebaikan.
Kata Nabi Muhammad SAW, orang beriman itu menakjubkan. Karena dalam bahagia dia bersyukur. Dalam sulit dia bersabar. Keduanya adalah pilihan baik atas dasar iman.
Kalau kita bisa seperti itu, maka kita telah sukses menjadi arsitek yang mampu membangun tower keteguhan hati dalam menghadapi dinamika kehidupan.*