Siapa sangka bahwa di balik kegiatan sehari-hari kita, seperti makan, terdapat hikmah yang mendalam? Gus Baha memberikan pencerahan tentang bagaimana makan makanan bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri pada ridha Allah. Inilah sebuah panduan spiritual dari Gus Baha yang penting kita perhatikan.
Kesadaran Saat Makan: Mencari Ridha Allah
“Sungguh, Allah merasa ridha ketika hamba-Nya makan sesuap nasi sambil memuji-Nya. Demikian pula saat minum seteguk air sambil mengucapkan pujian,” kata Gus Baha.
Kita sering kali melupakan bahwa setiap makanan yang kita nikmati, dan setiap tangan terampil yang mempersiapkannya, semuanya adalah anugerah dari Allah.
Baca Juga: Perbaiki Bangsa dengan Menerapkan Adab Makan
Namun, banyak di antara kita yang sering terpesona oleh kelezatan makanan dan langsung memuji chef atau restoran yang menyajikannya, tanpa menyadari bahwa segala nikmat itu sejatinya berasal dari Allah.
Pemahaman Tentang ‘Ridha’
Menurut Kamus al-Munawwir, ‘ridha’ memiliki arti senang, suka, rela, dan puas. Dalam al-Qur’an, istilah ‘ridha’ sering muncul, menggambarkan seseorang yang puas dengan kehidupan duniawi dan melupakan kehidupan akhirat, seperti yang tertera dalam Q.S Yunus: 7-8.
Ini mengajarkan kita untuk selalu berusaha meraih ridha Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk saat kita makan.
Baca Lagi: Awal Kali Manusia Tergelincir
Filosofi Makan Menurut Gus Baha
Gus Baha menekankan bahwa kita tidak perlu terlalu ribet dalam hal makan. Tujuan utama makan adalah untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat lapar, bukan sekadar mengejar kelezatan atau tren.
Kita harus menyadari bahwa makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, asalkan dilakukan dengan kesadaran dan rasa syukur.
Kesimpulan
Dalam kehidupan modern saat ini, penting untuk mengingat esensi sejati dari aktivitas sehari-hari kita, seperti makan.
Dengan menyantap setiap suapan dengan rasa syukur dan memuji Allah, kita bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga mendekatkan diri pada ridha-Nya. Jadi, mari kita bersyukur dan menjadikan setiap momen makan sebagai refleksi spiritual.*