Home Artikel Menggali Pesan Ustadz Hasyim HS: Pahami Orang Lain Jangan Minta Dipahami
Menggali Pesan Ustadz Hasyim HS: Pahami Orang Lain Jangan Minta Dipahami

Menggali Pesan Ustadz Hasyim HS: Pahami Orang Lain Jangan Minta Dipahami

by Imam Nawawi

Satu kalimat, pesan nasihat dari Ustadz Hasyim HS yang sangat populer adalah “Pahami orang lain jangan minta dipahami”.

Saya pun coba membaca ke berbagai sumber, bagaimana pesan itu bisa kita pahami dengan baik.

Pahami orang lain, menghendaki kita aktif membaca, memperhatikan, bahkan mengobservasi orang lain itu sendiri sampai kita tahu betul siapa orang itu, apa kesukaannya, bagaimana cara berpikirnya dan seperti apa kalau marah.

Penelusuran

Beberapa contoh kekinian saya temukan saat melakukan penelusuran baik buku maupun artikel, perihal bagaimana memahami orang lain.

Misalnya soal cara berkomunikasi. Jika seseorang terlibat perbincangan kita diminta untuk melihat bagaimana ia bertutur.

Jika orang itu cenderung membicarakan diri sendiri, biasanya memiliki sifat keras kepala, sulit berbagi dan egois.

Kalau orang itu lebih senang mendengarkan, maka ia memiliki kepribadian yang rendah hati, ramah dan mau berbagi.

Selanjutnya, jika dalam perbincangan ada orang lebih sering main hape, boleh jadi orang itu bukan pendengar yang baik, sulit berinteraksi langsung, dan kurang menghargai keberadaan orang lain.

Langkah-langkah itu bukan untuk memvonis orang lain. Akan tetapi mempersiapkan diri sendiri bagaimana menyikapi orang yang seperti itu.

Bekal pemahaman ini membuat kita tidak akan menuntut orang lain seperti kemauan kita. Kita pun selamat dari rangsangan untuk kecewa, marah dan membenci. Kuncinya kita punya, yakni sudah paham.

Dalam interaksi formal, kita dapat memahami posisi orang mungkin berdasarkan pakaian. Seorang staf tidak mungkin sama pakaiannya dengan direktur, apalagi kalau hadir dalam sebuah pertemuan. Pasti akan ada perbedaan.

Baca Juga: Syukur, Ukur dan Atur

Sekilas ini tampak biasa, tapi kalau kita cermat, kita akan tahu kepada siapa berbicara dan apa isi pembicaraannya. Bukankah ada orang yang tidak tahu siapa yang akan ditemui, juga karena kurang cermat melihat pakaiannya?

Manfaat

Manfaat memahami orang lain tentu cukup banyak. Pertama, kita akan mampu mengurangi konflik.

Jika kita tahu seseorang itu pemarah, maka pasti kita akan berbicara seperlunya. Lebih baik menjaga jarak dengan orang yang seperti itu.

Kedua, memahami orang lain akan membuat kita mampu menyelesaikan masalah.

Saya punya keponakan, ia salah paham dengan gurunya. Hukuman pun tak terelak bagi keponakanku itu. Saya pun coba memahami bagaimana perasaan guru itu. Pas, saya juga pernah menjadi seorang guru. Jadi meraba perasaan guru lalu kita berkomunikasi dengan baik, semua bisa saling bermaafan.

Ketiga, mengerti bagaimana menjalin komunikasi dengan baik, kapan harus biasa dan kapan harus tegas. Sehingga bisa lancar dalam sinergi kebaikan dan program-program lainnya.

Bekal Dakwah

Nah, sisi yang menarik, pesan Ustadz Hasyim HS itu berasal dari sahabatnya, Ustadz Abdullah Said. Artinya, ketika Ustadz Hasyim HS menceritakan kembali kepada kita, beliau telah merasakan manfaat dari pesan tersebut.

Baca Lagi: Ustadz Hasyim HS, Inspirator dengan Nasihat Penuh Hikmah dan Keteladanan

Beberapa bukti terungkap. Seperti yang Ustadz Tasyrif Amin sampaikan dalam suasana takziyah kala itu. Ustadz Hasyim itu jarang berbicara, lebih banyak mendengar. Bukti, bukan?

Ustadz Hasyim bahkan tidak berbicara jika ada yang telah menyampaikan gagasan yang sama dengannya. Ustadz Tasyrif memberikan komentar. “Berbeda dengan kita, walau sudah ada orang yang menyampaikan, kita masih bilang, mungkin saya tambahkan.”

Dan, luar biasanya, sikap mau memahami orang lain dari Ustadz Hasyim HS ini sampai akhirnya membuat Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad memberikan sebuah kalimat pengakuan. “Kalau ada orang yang saya sangat segani, beliau ini (Ustadz Hasyim HS). Sedikit bicaranya,” ungkapnya.

Pada akhirnya, kita dapat jadikan ilmu memahami orang lain sebagai bekal dalam dakwah. Bukan untuk memvonis orang, karena permukaan kadang tak sama dengan apa yang ada dalam hati seseorang. Tetapi, kalau kita mau memahami orang lain, kita akan lebih efektif dalam misi dakwah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment