Home Hikmah Mengenal Inti Dunia
Mengenal inti dunia

Mengenal Inti Dunia

by Imam Nawawi

Manusia itu pasti tidak pernah lepas dari masalah. Setiap waktu masalah itu akan datang, silih berganti. Layaknya siang dan malam. Inilah alasan mengapa mengenal inti dunia itu penting.

Ketika matahari tepat di atas kepala, saya berusaha memahami sebuah percakapan antara seorang pemuda dengan seorang filsuf yang termaktub dalam sebuah buku tentunya.

“Apakah dunia ini sederhana dan kehidupannya juga sederhana?”

Begitulah pertanyaan dari pemuda tersebut dalam buku ” Berani Tidak Disukai ” karya Ichiro Kisyimi & Fumitake Koga.

Sebenarnya, ini hendak membantah argument sang filsuf tersebut karena pendapatnya berbanding balik dengan filsuf tersebut.

Filsuf pun memberikan tanggapan atas pertanyaan dan argument pemuda tersebut.

Baca Juga: Mencari Berkah Hidup dengan Harta

“Dunia ini sederhana dan kehidupannya juga sederhana. Bukan dunia yang rumit tapi engkaulah yang membuat dunia rumit”, ujar sang filsuf tegas.

“Tidak ada seorang pun diantara kita yang memandang dunia ini objektif, melainkan memandang dunia secara subjektif. Dunia yang engkau lihat berbeda dengan dunia yang kulihat, tidak mungkin berbagi duniamu dengan orang lain,” ujarnya lagi.

Sang filsuf memberikan tanggapan seperti itu karena pemuda tersebut hanya beranggapan bahwasanya dunia sederhana dan hidup sederhana hanya dimiliki oleh anak-anak karena mereka belum melihat berbagai isu di sekitar masyarakat.

Akan tetapi ketika dewasa, ia akan mulai merasakan hubungan yang rumit dan berbagai macam tanggung jawab.

Ada yang Lepas

Bagi saya, percakapan mereka berdua tidak begitu jelas. Katakanlah ada yang lepas. Dunia rumit atau sederhana sejatinya bukan hal yang subtantif. Tetapi, dunia tertata, teratur dan tersistem oleh sang pencipta, itu jauh lebih substantif.

Sebab dalam pemahaman yang saya peroleh dari Alquran, dunia ini ada dalam genggaman Allah. Jadi, sederhana atau rumit? Bukan itu masalahnya, tetapi bagaimana inti dunia ini bekerja dengan sistem yang Allah kehendaki.

وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَا دِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَ رْضِ وَلٰكِنْ يُّنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَآءُ ۗ اِنَّهٗ بِعِبَا دِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ

“Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura’: 27).

Jadi, pemuda itu ada yang lepas dalam pikirannya, bahwa kedewasaan bukan berarti manusia semakin sadar akan dunia yang rumit. Tetapi keimanan yang menjadikan manusia memahami apa inti dalam kehidupan dunia ini.

Ketahuilah, bahwasanya rezeki itu bukan hanya sekedar mendapatkan uang. Tetapi segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini adalah rezeki termasuk bersyukur atas apa yang terjadi pada diri kita.

Lihat Langsung

Sekarang tugas kita adalah melihat dunia secara langsung dengan kacamata Alquran.

Jangan melihat dunia menggunakan kacamata hitam karena engkau akan melihat semuanya gelap.

Jikalau kelak engkau mendapati dunia menyilaukan matamu maka tutuplah sejenak atau pakailah kacamatamu tetapi bisakah engkau tidak memakainya sejak awal?

Apakah engkau memiliki keberanian akan menatap dunia dengan penuh pemahaman?

Orang yang seperti itu akan selalu berusaha mengisi dunia dengan ragam kesibukan amal dan kebaikan. Bukan perdebatan yang tidak ada manfaat dan maslahat bagi kehidupan.

Baca Lagi: Apa Bentuk Jihad Kita?

Karena pada akhirnya, Tuhan akan melihat apa yang manusia niatkan dan usahakan dalam kehidupan fana ini.

وَاَ نْ لَّيْسَ لِلْاِ نْسَا نِ اِلَّا مَا سَعٰى

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39).*

Unaisah_Mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan

Related Posts

Leave a Comment