Home Hikmah Mengelola Waktu Menyedot Rezeki
Mengelola Waktu Menyedot Rezeki

Mengelola Waktu Menyedot Rezeki

by Imam Nawawi

Ketika sebagian orang risau soal rezeki, kadang mereka lupa mengelola waktu. Padahal, pada titik tertentu, berhasil mengelola waktu bisa mengundang kekuatan untuk menyedot rezeki..

Nabi SAW berpesan kepada putrinya, Fatimah ra.

“Wahai anakku, bangunlah, saksikanlah rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai, karena Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dan terbit matahari.” (HR. Baihaqi).

Pesan Nabi SAW itu menghendaki kita memiliki antusiasme. Jika pelajar, maka bersungguh-sungguh meraih ilmu. Apabila seorang suami, maka bersemangat menyiapkan diri melakukan pekerjaan yang dapat memudahkan dirinya memberi nafkah keluarga.

Jangan sampai, hati gelisah soal rezeki. Akan tetapi, yang jadi rutinitas hanya mengeluh, bertanya-tanya, dan kecewa. Bangkitlah penuh semangat dan lakukan kebaikan yang bisa dilaksanakan.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah memberikan sebuah penjelasan.

“Di antara perkara yang dibenci di kalangan para salaf, yaitu tidur antara usai sholat Shubuh dan terbitnya matahari. Sebab waktu-waktu itu adalah saat keberuntungan.

Aktivitas yang dikerjakan pada waktu-waktu tersebut memiliki nilai istimewa. Bahkan, kalau orang-orang telah berjalan semalam suntuk, mereka tidak diperbolehkan beristirahat pada waktu tersebut, sampai matahari terbit.

Saat itu adalah permulaan hari dan kuncinya, waktu turunnya rezeki dan terjadinya pembagian rezeki dan barokah. Selain itu, saat itulah pergerakan hari bermula. Keadaan seluruhnya tergantung pada bagiannya.

Seharusnya (kalau harus tidur), maka itu adalah tidur yang sifatnya darurat.”

Rezeki yang Berkah

Rezeki sekali lagi bukan soal uang semata. Tetapi bisa berniat baik, berpikir baik dan bertutur kata yang baik, juga bagian dari rezeki.

Nah, rezeki ada juga yang bernilai berkah. Indikasinya, rezeki itu melahirkan kebaikan. Kian bertambah rezeki yang seseorang peroleh, semakin banyak rasa syukur kepada Allah. Bertambah terus kebaikan yang bisa ia lakukan.

Semakin tumbuh semangat ibadah, baik kepada sesama, maupun kepada Allah Ta’ala.

Oleh karena itu, kegalauan soal rezeki, jangan membuat diri gelap hati dan pikiran. Apalagi sampai lupa bahwa alam dan kehidupan ini seutuhnya dalam genggaman Allah.

Tetaplah bersemangat, awali hari dengan ibadah, kebaikan dan optimisme. Kemudian yakinlah sepenuh hati, bahwa Allah pasti akan memberikan pertolongan.

Kapan? Itu terserah kepada Allah. Sebagai hamba kita tidak perlu mengatur-atur Allah.

Ada sebuah ungkapan yang tertulis bahwa itu dari Abu Nawas. “Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Jika engkau selalu bersyukur atas nikmat Tuhan, maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiran.”*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment