Home Artikel Mengawali Perubahan
Mengawali Perubahan

Mengawali Perubahan

by Mas Imam

Kata perubahan itu memang indah sekaligus menantang dan keren. Tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa perubahan itu butuh dimulai. Karena itu mengawali perubahan harus jadi bagian kesadaran.

Kesadaran pada diri itu saja sudah butuh tenaga ekstra, lebih-lebih dalam skala bersama (kolektif) jelas ini lebih butuh kekuatan ekstra.

Dan, sebelum kesadaran kolektif dibangun, kesadaran individu penting dikuatkan dalam diri melalui ragam pengamalan keyakinan dan internalisasi nilai yang baik dan memadai.

Baca Juga: Rumusan Aksi Pemenangan

Sebab di dalam upaya perubahan kita berada di dalam sebuah kultur masyarakat yang sudah barang tentu menjadi bagian yang harus kita ubah.

Sedangkan yang namanya masayrakat sudah pasti telah memiliki nilai dan budaya yang begitu kuat, walau tak selamanya baik dan produktif.

Malas membaca misalnya, adalah bagian dari keadaan yang harus diubah. Mengubah masyarakat dari malas membaca menjadi rajin membaca jelas bukan pekerjaan sederhana. Namun tidak mustahil.

Komitmen

Komitmen sederhananya sama dengan janji. Pertanyaannya apa yang harus dikomitmenkan?

Pertama ialah kesadaran untuk konsisten pada rencana besar dengan langkah nyata walau sederhana yang dilakukan secara terus menerus.

Kedua mewujudkan ketajaman strategi, metode dan modal perubahan yang diharapkan dengan langsung turun ke gelanggang.

Semua itu akan mendorong terjadinya peningkatan kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual. Termasuk di dalamnya ialah kecerdasan berkreasi dan inovasi.

Saat itu bisa diwujudkan dengan komitmen tinggi, maka apa yang disebut dengan faktor pendorong bagi lahirnya perubahan masyarakat dapat secara bertahap benar-benar dihadirkan.

Mulai Detik Ini

Untuk berubah teori sudah banyak, yang belum banyak orang lakukan adalah memulai dari detik ini.

Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Wahai manusia sesungguhnya kamu adalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dari dirimu.”

Itu berarti ilmu, wawasan dan kesadaran jangan dibiarkan menguap begitu saja, segera wujudkan dalam kehidupan baik dalam bentuk pemikiran maupun perilaku, karena dengan begitu kehidupan akan berubah lebih baik.

Dan, untuk itu satu seni yang perlu dihadirkan ialah bagaimana memiliki fokus dan mampu menikmati setiap aktivitas dengan baik.

Sebab ilmu itu ada pada kesabaran diri menikmati setiap upaya perubahan walau sederhana. Dan, faktanya ilmu memang bukan hanya di kelas, tetapi di alam nyata.

Baca Lagi: Pantangan Bagi Pemuda

Maka, relevan sekali jika KH. Abdullah Said pendiri Hidayatullah pernah mengatakan, “Selamat datang di alam kenyataan bukan di alam pernyataan. Selamat berjuang di alam realita bukan alam cerita.”

Sebuah pesan mendalam bahwa ilmu, konsep dan gagasan, harus segera diwujudkan hingga hadir perubahan. Bukan terus didiskusikan dan dipertentangkan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment