Perubahan memang terasa indah, menantang, dan keren. Namun, tidak banyak orang yang menyadari bahwa perubahan perlu kita mulai. Oleh karena itu, kita harus menjadikan pengawalan perubahan sebagai bagian dari kesadaran.
Kesadaran pada diri itu saja sudah butuh tenaga ekstra, lebih-lebih dalam skala bersama (kolektif) jelas ini lebih butuh kekuatan ekstra.Sebelum membangun kesadaran kolektif, setiap individu perlu menguatkan kesadaran diri melalui beragam pengamalan keyakinan dan internalisasi nilai yang baik serta memadai.
Baca Juga: Rumusan Aksi Pemenangan
Sebab dalam upaya perubahan kita berada pada sebuah kultur masyarakat yang sudah barang tentu menjadi bagian yang harus kita ubah.
Sedangkan yang namanya masayrakat sudah pasti telah memiliki nilai dan budaya yang begitu kuat, walau tak selamanya baik dan produktif.
Malas membaca misalnya, adalah bagian dari keadaan yang harus kita ubah. Mengubah masyarakat dari malas membaca menjadi rajin membaca jelas bukan pekerjaan sederhana. Namun tidak mustahil.
Komitmen
Komitmen sederhananya sama dengan janji. Pertanyaannya, apa yang harus kita komitmenkan?
Pertama ialah kesadaran untuk konsisten pada rencana besar dengan langkah nyata walau sederhana yang kita lakukan secara terus menerus.
Kedua mewujudkan ketajaman strategi, metode dan modal perubahan yang kita harapkan dengan langsung turun ke gelanggang.
Semua itu akan mendorong terjadinya peningkatan kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual. Termasuk kecerdasan berkreasi dan inovasi.
Saat itu bisa kita wujudkan dengan komitmen tinggi, maka faktor pendorong bagi lahirnya perubahan masyarakat dapat secara bertahap benar-benar kita hadirkan.
Mulai Detik Ini
Untuk berubah teori sudah banyak, yang belum banyak orang lakukan adalah memulai dari detik ini.
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Wahai manusia sesungguhnya kamu adalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dari dirimu.”
Itu berarti ilmu, wawasan dan kesadaran jangan kita biarkan menguap begitu saja, segera wujudkan dalam kehidupan baik dalam bentuk pemikiran maupun perilaku, karena dengan begitu kehidupan akan berubah lebih baik.
Dan, untuk itu satu seni yang perlu kita hadirkan ialah bagaimana memiliki fokus dan mampu menikmati setiap aktivitas dengan baik.
Sebab ilmu itu ada pada kesabaran diri menikmati setiap upaya perubahan walau sederhana. Dan, faktanya ilmu memang bukan hanya di kelas, tetapi dalam alam nyata.
Baca Lagi: Pantangan Bagi Pemuda
Maka, relevan sekali jika KH. Abdullah Said pendiri Hidayatullah pernah mengatakan, “Selamat datang di alam kenyataan bukan di alam pernyataan. Selamat berjuang di alam realita bukan alam cerita.”
Sebuah pesan mendalam bahwa ilmu, konsep dan gagasan, harus segera kita wujudkan hingga benar-benar hadir. Menghasilkan perubahan secara berkelanjutan. Bukan terus kita diskusikan dan kita pertentangkan, sementara tak ada langkah nyata yang kita lakukan.*