Mas Imam Nawawi

- Kajian Utama

Mengatasi Pikiran yang Terganggu, Ini Cara Efektifnya!

Beberapa waktu lalu saya menjenguk seorang senior yang masih dalam perawatan kesehatan di sebuah RS. Beberapa waktu kemudian saya membaca buku “Berani Tidak Disukai” karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Saya menemukan sebuah ide yang sama, yakni bagaimana mengatasi pikiran yang terganggu. Dalam momen tertentu orang akan mengalami masa yang dalam kepalanya begitu banyak informasi […]

Pikiran

Beberapa waktu lalu saya menjenguk seorang senior yang masih dalam perawatan kesehatan di sebuah RS. Beberapa waktu kemudian saya membaca buku “Berani Tidak Disukai” karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Saya menemukan sebuah ide yang sama, yakni bagaimana mengatasi pikiran yang terganggu.

Dalam momen tertentu orang akan mengalami masa yang dalam kepalanya begitu banyak informasi bermunculan. Ia bahkan tak sanggup mengendalikan datangnya informasi itu. Tetapi, sebenarnya itu muncul karena kebiasaan kita sendiri.

Mungkin inilah yang menjadi bagian dari mengapa orang sekarang mudah kena brain rot. Karena dalam 1 menit ia mengkonsumsi begitu banyak informasi. Mungkin setelah 1 menit ia merasa telah melupakannya.

Tapi tampaknya pikiran tak semudah itu membuang apa yang telah masuk dalam dirinya. Kata anak muda sekarang, “Tak seperti itu pikiranmu bekerja, Ferguso”.

Walakin, senior saya itu punya kebiasaan bagus, sering berdzikir, ibadah dan membaca Alquran. Akibatnya pikiran yang mengganggu itu tak sampai menyentuh keseimbangan kesadarannya.

Meskipun sempat terganggu, tapi hal itu bisa segera teratasi. Lantas bagaimana dengan orang yang melupakan aktivitas kebaikan seperti seniorku itu?

Pun Kishimi dan Koga, keduanya menekankan bahwa dalam momen tertentu kita harus berhenti dari aktivitas terlalu sibuk bekerja.

Alhasil pikirannya hanya soal bekerja. Karena itu bisa mendistorsi kehidupannya sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu orang yang tak utuh hidupnya mudah sekali terganggu mental, pikiran dan bahkan kesadarannya.

Dzikir Memandu Pikir

Setelah beberapa momen saya menemukan dua fakta itu, saya bertemu dengan ayat ke-41 Surah Al-Ahzab.

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”

Sebelum kepada makna “banyak”, ayat ini jelas mendorong kita untuk dekat kepada Allah. Mengapa hidup kita sampai pada level ini, ingat itu karena karunia Allah. Bukan usahamu, apalagi kepandaianmu.

Kalau tidak percaya, cek hidup kita kala masih anak-anak. Siapa yang menyelamatkan hidup kita dari penyakit mematikan atau peristiwa yang buruk, hanya Allah yang bisa.

Yang lebih penting lagi, dzikir kepada Allah bisa kita lakukan dalam setiap kesempatan. Dan, hanya dengan cara itulah kita bisa mendapatkan hati dan jiwa yang tenang. Mungkin sesekali gelisah, tapi bisa segera tenang.

Dengan begitu kita dapat memahami kata “sebanyak-banyaknya” sebagai sebuah simbol perintah untuk kita taat, syukur dan tak terkecoh oleh bisikan setan.

Fokus Bagus

Sebagai ilustrasi, kalau seseorang fokus mendengarkan musik, ia pasti susah untuk konsentrasi membaca. Dalam kata yang lain, apa fokus kita, itulah diri kita.

Kalau fokus kita adalah dzikir, maka pintu mana yang memungkinkan setan bisa masuk. Kalau hasil dari dzikir adalah kebaikan, mana mungkin akal dan hati kita membuka celah untuk keburukan.

Inilah dasar mengapa dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Mengapa bisa tenteram? Karena hati sadar akan kekuasaan Allah. Akal dan pikiran pun bisa memahami kehebatan Allah dalam menciptakan berbagai macam makhluk. Termasuk menciptakan kita dengan rute hidup yang berbeda-beda.

Pada akhirnya, benar sekali pesan seniorku itu. Ia pun mengutip pesan sahabatnya bahwa yang terpenting dalam hidup ini memang banyak amal shaleh. Amal shaleh adalah perwujudan dari dzikir dalam bentuk aksi. Hatinya insya Allah tenang, pikirannya pun akan semakin tajam.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *