Sore menjelang adzan maghrib berkumandang, saya membaca berita yang melaporkan ratusan mahasiswa IPB tertipu investasi bodong. Sahabat bisa melihatnya di sini. Satu pertanyaan ringan adalah mengapa orang mudah tertipu?
Cara paling sederhana itu dikarenakan asumsi yang keliru tentang apa itu keuntungan. Kemudian juga karena adanya ekspektasi yang tidak realistis. Akibatnya orang kehilangan daya nalarnya secara sehat dan menjadi tersesat.
Manusia akan mudah terseret dalam penipuan kalau yang ada di dalam hati dan pikirannya hanya tentang keuntungan.
Walaupun sebenarnya berpikir tentang keuntungan itu wajar dan normal. Tetapi ketika seseorang menginginkan keuntungan dengan cara yang tidak normal, tidak wajar, maka ia akan rentan terseret dalam penipuan.
Baca Juga: Bahaya Pemimpin Penuh Dusta
Oleh karena itu kemampuan berpikir secara normal bahkan konstruktif menjadi satu keniscayaan. Sayangnya dalam kehidupan ini orang lebih suka untuk mengambil jalan instan dalam meraih keuntungan. Padahal tidak lama lagi ia akan menyesal. Karena untuk sebuah kesuksesan yang sebenarnya tidak ada jalan pintasnya.
Pandangan Al Ghazali
Menurut Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, seseorang akan tertipu manakala yang menjadi panduan dalam hidupnya adalah hawa nafsu.
Ketika seseorang menganggap apa yang menguntungkan, apa yang dianggap benar hanya menurut hawa nafsunya semata, maka ia telah tertipu.
Dan, sifat mudah tertipu atau terpedaya menurut Al Ghazali adalah penyebab kebinasaan yang paling dominan. Menurutnya orang yang berada dalam kondisi tertipu itu jumlahnya sangatlah banyak.
Oleh karena itu kita penting untuk memperhatikan tuntunan dalam hidup ini yaitu Alquran.
“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kalian dalam mentaati Allah.” (QS. Luqman:33).
Berjuang
Dalam kehidupan dunia kita tahu bahwa tidak ada satupun kebaikan istimewa yang bisa kita raih tanpa sebuah perjuangan.
Kalau seseorang menekuni bisnis dengan sungguh-sungguh kemudian ia tertipu oleh rekan bisnisnya maka itu akan memberikan pantulan yang menguatkan jiwanya.
Jadi tidak heran kalau banyak pengusaha sukses ternyata rata-rata mereka pernah bangkrut, tertipu dan dipermainkan rekan bisnisnya.
Namun karena mereka memang berangkat dari sebuah tekad, kemudian sungguh-sungguh dalam berjuang membangun bisnis, akhirnya ia tahu jalan untuk bagaimana bangkit dari kebangkrutan.
Berbeda dengan orang yang mengikuti investasi dengan harapan dapat keuntungan tanpa perjuangan.
Baca Lagi: Yang Membahagiakan
Begitu ia mengalami kerugian karena tertipu, maka tidak ada energi yang memantul ke dalam jiwanya. Sebab sejak awal dia memang tidak sedang berusaha. Tetapi sedang membangun utopia melalui janji-janji yang orang lain hadirkan.
Dengan demikian maka jadilah manusia yang teguh iman, baik rasionalitasnya, mau bekerja keras menempuh jalan yang sesungguhnya, serta fokus pada upaya untuk mengasah kemampuan diri. Mungkin jalannya panjang, tapi itu tentu jauh lebih menentramkan.*