Home Artikel Mengapa Orang Gagal Berubah?
Gagal

Mengapa Orang Gagal Berubah?

by Imam Nawawi

Setiap orang tentu ingin berubah. Para pemalas pun dalam lubuk hatinya ingin berganti kebiasaan. Membuang sikap menunda-nunda yang memenjara hati mereka. Tapi mengapa sebagian orang justru gagal untuk berubah?

Gagal bisa kita maknai dengan gampang galau. Apa-apa mau, ingin. Tapi tidak siap jalan dengan konsisten.

Artinya, mengubah diri kita butuh modal penting. Setidaknya ada dua: kesadaran dan tekad. Tidak bisa mau berubah tapi hanya mengandalkan optimisme tanpa dasar.

Seperti diet misalnya. Awalnya semangat olahraga. Tapi karena tanpa dasar, ia berhenti di tengah jalan. Begitu pun yang mau memulai usaha. Ia membayangkan keuntungan. Tapi belum siap mental untuk kerja keras. Akhirnya mengeluh lebih cepat muncul daripada memilih tangguh.

Lalu bagaimana kita mengatasinya?

Hadapi Gagal dengan Rencana

Rencana adalah satu indikasi kuat, seseorang siap berubah. Kalau orang ingin senang membaca buku, tapi ia tak punya rencana. Keinginan itu hanya akan jadi ingatan. Itu tidak akan benar-benar mewujud dalam kenyataan. Bahkan dalam keseharian pun tidak.

Abraham Lincoln memberi ungkapan menarik. “Beri saya 6 jam untuk menebang pohon. Saya akan gunakan empat jam pertama untuk mengasah kapak.”

Dalam kata yang lain sukses dalam mengubah diri butuh konsep, rencana, barulah eksekusi. Nah, sekarang, siapa yang ingin bisa menulis? Cek saja, apakah sudah ada buku atau artikel yang tuntas dibaca dengan seksama!

Memiliki rencana artinya sadar akan perubahan jangka panjang.

Oleh karena itu tidak akan membuat rencana kecuali orang yang memiliki motivasi mendalam untuk berubah. Dari rencana ia akan memulai. Kemudian dari situ ia akan menemukan strategi pencapaian.

Atasi Gagal dengan Kedisiplinan

Dunia pasti mengenal Khabib Nurmagomedov. Kemampuannya bertarung dan melumpuhkan lawan sangat mengesankan. Dari mana ia menguasai itu? Disiplin.

Khabib mengatakan itu. Ia disiplin berlatih meski belum ada kesepakatan bertanding. Khabib terus mempelajari teknik atau gaya pertarungan baru.

Kepada media ia berkata: “Makan, tidur, latihan, ulangi terus seperti itu. Disiplin dan mental, itu yang terpenting.”

Nah, sekarang apa yang ingin kita ubah dalam hidup kita?

Apakah mau sehat dalam bermedia sosial? Kalau iya, atur waktu memegang HP. Lalu komitmenlah dengan aturan itu.

Kemudian, apakah kita ingin hidup lebih produktif? Buanglah segala kegiatan yang tidak menunjang. Malas, santai dan enggan bergerak (mager) harus dienyahkan sekarang juga. Syaratnya, punya rencana dan siap disiplin.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment