Mas Imam Nawawi

- Hikmah

Mengapa Lembut itu Penting?

Bersikap lembut, semua orang paham, itu penting. Akan tetapi apakah mudah berkata lembut? Saya teringat kasus KS, remaja 17 tahun yang “tega” membunuh ayah kandungnya pada 2024. Menurut informasi, tindak pembunuhan itu karena sakit hati KS kepada sang ayah. Tidak sekali dua kali, ayahnya begitu kerap memarahi KS. Menuduhnya mencuri hingga sebutan lebih “kejam” lagi. […]

Lemah Lembut

Bersikap lembut, semua orang paham, itu penting. Akan tetapi apakah mudah berkata lembut?

Saya teringat kasus KS, remaja 17 tahun yang “tega” membunuh ayah kandungnya pada 2024. Menurut informasi, tindak pembunuhan itu karena sakit hati KS kepada sang ayah.

Tidak sekali dua kali, ayahnya begitu kerap memarahi KS. Menuduhnya mencuri hingga sebutan lebih “kejam” lagi.

KS memang telah membunuh. Tapi itu adalah luapan ekspresi dari luka batin dan rasa tidak berdaya yang bertumpuk-tumpuk.

Tidak Lembut Maka Tercerabut

Kasus itu memberikan kita tiga pelajaran penting.

Pertama, siapa tidak lembut maka ia akan tercerabut kemuliaannya.

Bayangkan KS adalah anak. Tapi KS membunuh sang ayah. Bukankah idealnya sosok ayah itu mulia di hadapan anaknya?

Kita tidak sedang menghakimi KS dan ayahnya. Tapi kita sedang berusaha menggali, bahwa sikap lemah lembut itu penting. Bahkan bagi seorang ayah dalam mendidik anak.

Kedua, sikap tidak lembut mengundang keburukan tak terkira.

Oleh karena itu Islam menekankan setiap jiwa menjaga sikap.

“Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. ” (QS. Al Hijr: 88).

Sebagian mufassir menjelaskan bahwa ayat itu mendorong kita untuk punya sikap lemah lembut kepada sesama. Lebih-lebih kita kepada anak dan istri.

Ketiga, kelembutan adalah penjaga kasih sayang.

Seperti jembatan yang melintasi sungai, lemah lembut adalah jembatan kasih sayang antara dua pihak. Ketika jembatan itu terawat, maka kasih sayang akan kuat. Sebaliknya, kalau jembatan itu rusak apalagi sampai putus, maka tidak akan ada lagi kasih sayang.

Jalan ke Surga

Lemah lembut memang penting, terutama untuk menyusuri jalan ke surga.

Suatu waktu ada seseorang menemui Nabi. Ia meminta Rasulullah SAW memberi petunjuk untuk bisa ke Surga.

Nabi SAW bersabda, “Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik.” (HR. Thabrani).

Dengan demikian terang bagi kita bahwa kemuliaan diri, kebaikan masa depan dan terpeliharanya hubungan baik satu sama lain, bersumber dari sikap lemah lembut.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *