Home Hikmah Mengapa Dunia Penuh Problema?
Mengapa Dunia Penuh Problema

Mengapa Dunia Penuh Problema?

by Mas Imam

Sejarah dunia ini begitu mengerikan dalam satu sisi, terutama ketika kita arahkan mata pengetahuan diri pada sejarah Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Bahkan sekarang sebagian analis melihat bahwa Perang Dunia III begitu mungkin untuk terjadi, jika negara-negara maju tidak mengendalikan ego mereka menjadi yang terkuat.
Lalu, mengapa perang harus terjadi, yang akan berdampak pada kerusakan, kemanusiaan bahkan peradaban dan kehidupan ini. Apakah ini sebuah suratan, bahwa dunia ini memang penuh dengan problema?

Perang Dunia I merupakan konflik mengerikan yang jadi sebab meninggalnya jutaan manusia dalam rentang empat tahun, 1914-1918.

Mengapa perang itu terjadi, tidak lain karena negara-negara industri besar ingin menjadi yang paling untung, sehingga mereka saling adu kekuatan dan setidaknya 10 juta tentara tewas dan 21 juta dimutilasi.

Tidak heran jika sejarawan Australia, Paul Ham menulis buruk tentang perang itu. “Perang menghancurkan peradaban kita.”

The Guardian mengidentifikasi bahwa ada enam orang memiliki peran terbesar pecahnya Perang Dunia I.

Yakkni, Kaiser Wilhelm II, penguasa kekaisaran Jerman dan kerajaan Prusia yang memang sosok pemarah dan berpikiran militer.

Baca Juga: Bagaimana Dunia Tanpa Alquran?

Kemudian David Lloyd, Menteri Keuangan Inggris yang sangat mendukung aksi militer melawan Jerman.

Selanjutnya ada Tsar Nicholas II dari Rusia. Archduke Franz Ferdinand dari Austria. Herbert Asquith, Perdana Menteri Inggris. Dan, Edward Grey, Menteri Luar Negeri Inggris.

Artinya, perang dipicu oleh kaum terdidik, bangsawan, bahkan penguasa dan pejabat penting negara. Pertanyaannya mengapa itu harus terjadi?

Sifat Dunia

Kita tidak bisa menafikan bahwa perang memang bagian dari kehidupan. Tetapi, atas nama apa perang itu terjadi, apakah dalam rangka membawa kebaikan atau justru menghancurkan kehidupan dan peradaban itu sendiri.

Umat Islam dalam sejarah dan ajarannya tidak diperkenankan melangsungkan perang dengan niat untuk selain Allah. Perang harus dalam rangka membela Islam, bukan hawa nafsu atau ambisi penguasa belaka.

Mengapa Islam sedemikian rupa mengatur? Tidak lain karena dalam Islam ada “kaca mata” penting dalam memahami dunia.

Seperti digambarkan oleh Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, dunia seperti perempuan manis yang menarik hati manusia untuk selalu condong kepadanya karena kecantikannya.

“Dunia itu mempunyai rahasia-rahasia keburukan yang dapat membinasakan orang-orang yang gemar berhubungan dengannya. Kemudian dunia itu melarikan diri dari orang-orang yang mencarinya, dan bersikap kikir dengan orang yang menerimanya.

Bilamana dunia itu menerima, niscaya ia tidak akan aman dari kejahatan dan akibat buruknya. Manakala dunia itu berbuat baik kepada seseorang pada suatu saat, niscaya ia akan berbuat jahat pada satu tahun berikutnya.”

Dari penjelasan Imam Ghazali ini, pemahaman terang bahwa untuk kehidupan dunia yang maju, damai dan maslahat, segenap umat manusia harus mampu melihat hakikat dunia dengan baik.

Tidak memperebutkannya, tidak menghimpun dan menghitung-hitungnya. Dan, tidak pula menjadikan dunia sebagai legitimasi diri pantas bertindak arogan dan semena-mena. Jika itu terjadi, maka dunia akan membinasakan siapa pun.

Renungan

Lebih lanjut, Imam Ghazali menuliskan perihal dunia secara aksiomatik.

“Tempat berjalan hal-ihwal urusan dunia memberikan kepada orang yang mencarinya dengan alamat kehinaan. Setiap orang yang tertipu dengan perkara dunia, tempat kembalinya selalu dalam kehinaan.

Dan, setiap orang yang sombong dengan dunia akan berjalan menuju kerugian.

Sebab sikap dunia adalah berlari dari orang yang mencarinya. Sebaliknya, dunia justru akan mencari orang yang lari dari mencintainya.

Dengan kata lain, orang yang melayani dunia akan diluputkannya. Sedangkan mereka yang berpaing dari sisi dunia akan dibuat kesesuaian atasnya.

Baca Juga: Memahami Dunia Bahagia Selamanya

Kejernihan dunia tidak akan pernah sepi dari campuran kekeruhan. Kesenangan dunia pun tidak akan bisa terlepas dari kekeruhan.

Keselamatan urusan dunia senantiasa mengakibatkan sakit. Kemudaan dunia selalu menggiring kepada ketuaan. Kenikmatan dunia tidak membuahkan kecuali kecurigaan dan penyesalan.”

Dengan demikian, pemahaman seperti penjelasan Imam Al-Ghazali penting menjadi bekal semua orang di dunia ini, terlebih para pemimpin.

Jika tidak, selamanya manusia akan jatuh dalam tipuan dunia, fana, nista dan tiada, menghalalkan segala cara dan membinasakan kemanusiaan. Allahu a’lam.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment