Home Artikel Menerjemahkan Iqra untuk Kemajuan Bangsa
Menerjemahkan Iqra untuk Kemajuan Bangsa

Menerjemahkan Iqra untuk Kemajuan Bangsa

by Imam Nawawi

Perubahan, kata orang adalah pasti. Kalau sifatnya fisik itu iya. Tetapi soal cara berpikir tunggu dulu. Ada yang namanya Iqra sebagai pemacu. Apakah Iqra telah jadi senjata dalam mendorong perubahan cara berpikir?

Semakin Iqra sebuah bangsa, semakin terbuka jalan kemajuan. Dahulu pendiri bangsa adalah orang-orang yang senang Iqra. Akibatnya mereka bisa membaca tren dunia dan menyiapkan langkah untuk kemerdekaan Indonesia.

Seperti para pemuda dahulu yang tanggap perubahan sehingga Iqra dengan tajam, hari ini pun sama. Bekal terbaik untuk sukses ke depan adalah Iqra dari sekarang.

Baca Juga: Buruknya Pemimpin Tuli

Oleh karena itu tepat ungkapan yang mengatakan, “Investasi terbaik adalah investasi dalam diri, salah satunya dengan membaca (Iqra).”

Generasi

Sekarang kita mengenal istilah generasi z (Gen-Z). Kompas menyebut bahwa jumlah Gen-Z sekarang 36,7 juga (laki-laki) dan (34,7) juta perempuan. Propinsi yang paling banyak memiliki Gen-Z adalah Jawa Barat, disusul Jawa Timur (9,6 juta), Jateng (9 juta), Sumut (4,2 juta) dan beberapa wilayah lainnya.

Kemudian sejumlah 16,29 juta orang masih berumur 15-19 tahun. Apa yang bisa kita lakukan dengan data Gen-Z itu?

Itu baru data mengenai jumlah. Dalam kehidupan nyata, generasi umur itu sedang menghadapi beberapa problem. Seperti tekanan dari teman sebaya, yang harus selalu ikut tren dan berupaya agar perilakunya dapat diterima oleh teman-temannya. Termasuk masih bingung menemukan jati diri.

Tawarkan

Data itu menunjukkan bahwa manusia semakin jauh dari rasa bahagia. Apalagi kalau bahagia diukur dari materi dan kesuksesan material.

Lebih buruk lagi, generasi muda sekarang itu terbiasa dengan tontonan yang cepat dan tentu saja tidak lengkap. Memang belum ada riset mencatat apa dampak dari itu semua. Tetapi sebagian orang menilai, itu menjadikan Gen-Z banyak yang terjebak pada cara berpikir instan, termasuk dalam meraih sukses atau kebahagiaan.

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, langkah yang penting kita tawarkan adalah solusi menjadi bahagia.

Kita tahu bahwa sejauh orang menilai dirinya akan bahagia jika punya banyak uang, kekayaan dan sebagainya, maka selamanya manusia tidak akan bertemu kebahagiaan.

Bukankah banyak orang berpikir cara jadi kaya dengan menjadi pejabat. Setelah jadi pejabat, ternyata masih merasa miskin, sehingga korupsi dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal. Apakah orang yang sadar melakukan semua keburukan itu menjadi bahagia?

Lalu apa yang bisa kita tawarkan, Iqra, membaca dan sekaligus merasakan bahwa bahagia itu cukup dengan menjadi hamba Allah yang benar. Benar pikirannya, benar ucapannya dan benar tindakannya.

Kita harus perhatikan, ujung dari Surah Al-Alaq yang kita baca dalam Alquran itu adalah sujud dan taqarrub (mendekat kepada Allah).

Baca Lagi: Buang Malas Ingat Umur yang Terbatas

Dari hati terdalam kita pasti sepakat, bahwa bahagia itu memang akan kita dapatkan kalau kita Iqra, membaca, merasa, melakukan apa yang Allah perintahkan dengan sekuat tenaga yang kita miliki.

Kreatif

Membaca tidak cukup sebatas menghimpun informasi dan menuturkannya kembali. Tetapi lebih maju, membaca harus mendorong kita semakin tertantang untuk memberi solusi dengan cara-cara baru dalam membangun masa depan dengan memerankan kaum muda hari ini.

Anak muda zaman sekarang belum atau bahkan tidak akan tertarik kalau narasi kita hanya tentang masa lalu yang sepi dari nilai apalagi aplikasi dari diri kita sendiri tak sejalan dengan cerita-cerita yang kita tuturkan.

Oleh karena itu penting bagi kita dengan kekuatan Iqra untuk menemukan kreativitas baru dalam membina generasi muda bangsa, generasi umat sadar akan eksistensinya untuk memiliki mental dan karakter kepemimpinan guna membawa kemajuan bagi masa depan Indonesia.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment