Home Kisah Menemukan Energi Kepemimpinan di Nama Sendiri
Menemukan Energi Kepemimpinan di Nama Sendiri

Menemukan Energi Kepemimpinan di Nama Sendiri

by Imam Nawawi

Menemukan energi kepemimpinan tentu banyak cara. Tapi kali ini kita coba dari arti nama sendiri.

Ceritanya seperti ini, hari ini 31 Agustus 2024, menjadi hari yang istimewa bagi saya karena mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman dan wawasan dengan mahasiswa baru di STIE Hidayatullah.

Dalam sesi tersebut, saya membahas strategi sukses kepemimpinan, topik yang sangat relevan bagi para pemuda, calon pemimpin masa depan.

Diskusi kami berfokus pada pentingnya memiliki energi yang kuat dan tak mudah padam sebagai seorang pemimpin, sebuah kualitas yang menurut saya esensial dalam menghadapi tantangan zaman.

Energi

Saya memulai pembicaraan dengan sebuah pesan sederhana namun mendalam: menjadi pemimpin itu tidak hanya soal memiliki visi atau kemampuan teknis, tetapi juga tentang memiliki energi yang tak mudah low.

Energi inilah yang menjadi bahan bakar untuk maju terus. Kekuatan energi semakin bertambah meski berhadapan dengan berbagai rintangan.

Namun, bagaimana caranya mendapatkan dan menjaga energi ini? Kuncinya adalah dengan berlatih berpikir.

Arti Nama

Langkah pertama untuk melatih pikiran, saya sampaikan kepada mereka, adalah dengan memahami arti dari nama sendiri.

Nama kita adalah cerminan dari harapan dan doa yang dari orang tua kita. Memahami makna di balik nama kita dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang kuat.

Dalam sesi ini, salah satu mahasiswa yang hadir menarik perhatian saya. Namanya adalah Simpati Hamka, sebuah nama yang unik dan penuh makna.

Saya pun penasaran dan bertanya, “Apakah kamu pernah membaca buku-buku karya Buya Hamka?” Dia tersenyum dan menggelengkan kepala, menunjukkan bahwa meskipun namanya membawa unsur Hamka, ia belum mengenal lebih jauh sosok besar tersebut.

Saya kemudian mengajak Simpati untuk membayangkan betapa besar energi yang bisa ia miliki jika ia mengenal lebih dalam tentang Buya Hamka, seorang ulama, sastrawan, dan pemimpin yang sangat dihormati di Indonesia.

Baca Juga: Mengukir Masa Depan: Menciptakan Bukan Sebatas Mengikuti

Bayangkan jika Simpati Hamka bisa menyerap sedikit saja dari semangat dan kebijaksanaan Buya Hamka, tentu itu akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam perjalanan hidupnya.

Perubahan

Saat saya memberikan argumen ini, saya melihat perubahan di wajahnya. Anak muda asal Labuan Bajo itu tersenyum lebar, seakan baru saja menyadari sebuah kebenaran yang sudah lama menunggu untuk ditemukan.

Sepertinya, ia sadar bahwa inilah saatnya untuk berubah, untuk mulai berpikir lebih dalam, dan untuk bertindak dengan benar.

Kisah ini adalah bukti bahwa potensi kepemimpinan bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana, seperti nama yang kita miliki.

Dengan memahami dan menghargai arti dari nama kita, kita bisa menemukan energi baru yang mengalir dalam diri, energi yang bisa membimbing kita menuju kepemimpinan yang sukses dan bermakna.

Bagi Simpati Hamka dan mahasiswa lainnya, hari ini mungkin menjadi titik awal dari sebuah perjalanan baru—perjalanan menuju pemahaman diri yang lebih dalam dan pengembangan diri yang lebih matang.

Dan, bagi saya, ini adalah pengingat bahwa kepemimpinan sejati dimulai dari hal-hal kecil, dari pemahaman dan refleksi diri, yang pada akhirnya akan membawa kita menuju keberhasilan yang lebih besar.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment