Menemani para pengungsi itulah yang saya lakukan kemarin sore hingga malam hari sekitar pukul 22:00 WIB.
Kita tahu bahwa pada 21 November 2022 gempa bumi telah melanda daerah Cianjur. Teman-teman pmh pun segera berangkat dan akhirnya menemukan satu titik yang menjadi tempat paling parah terdampak gempa itu sendiri.
Titik itu berada di Kampung Pasir Gombong, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Baca Juga: Yang Membahagiakan
Tidak lama setelah gempa terjadi akses ke kampung itu terputus karena longsor. Sebagian masyarakat pun banyak yang berhenti pada titik ketika mereka melihat bangunan yang runtuh dan masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Namun ada kabar bahwa ada sebuah kampung yang cukup jauh dan belum banyak orang tahu. Alhamdulillah sampai sekarang Lembaga Milik Zakat Nasional BMH bersama beberapa lembaga kemanusiaan daerah lainnya hadir membersamai para pengungsi.
Masjid Darurat
Setelah sekian lama menemani para pengungsi akhirnya BMH dengan dukungan masyarakat bisa membangun masjid darurat untuk kebutuhan spiritual para pengungsi.
Saya sendiri berkesempatan secara langsung merasakan bagaimana ibadah para pengungsi di masjid darurat tersebut. Sekalipun sangat-sangat sederhana saya merasakan sebuah getaran jiwa yang begitu mendalam.
Shalat terasa begitu nikmat. Dan mungkin ini adalah sebab situasi dan kondisi yang mana memang doa-doa masyarakat begitu tajam terpanjatkan.
Selepas shalat Magrib anak-anak pun berkumpul pada beberapa guru ngaji yang satu di antaranya adalah Amil BMH sendiri bernama Andi.
Mereka melantunkan ayat-ayat suci Alquran kemudian bershalawat. Sungguh terasa sekali senandung anak-anak itu menancap ke dalam hati.
Hakikat Dunia
Ketika saya beberapa saat merenungkan kehidupan saudara kita yang jadi pengungsi, bahkan saya sempat ikut makan malam bersama mereka, kehidupan ini hanyalah apa yang kita hadapi saat ini.
Dalam pengertian bahwa apa yang kita butuhkan sesungguhnya Allah memang jamin akan ada. Namun AllAh tidak memberikan jaminan untuk manusia hidup bermegah-megahan.
Sikap menumpuk-numpuk harta hanyalah tindakan yang manusia lakukan atas dasar keyakinan yang tidak berdasar tentang kehidupan itu sendiri.
Sebab dunia yang sesungguhnya jadi milik mereka adalah apa yang mereka makan, apa yang mereka sedekahkan di jalan Allah, dan apa yang kemudian mereka rawat mereka jaga namun kemudian tidak mereka nikmati baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu dalam perjalanan saya bertemu para pengungsi walaupun tidak begitu lama memberikan satu pelajaran bahwa dalam kehidupan dunia ini kita tidak perlu takut soal rezeki.
Baca Lagi: Hidupkan Semangat Juang
Justru kita harus mampu mengendalikan diri untuk tidak terjebak oleh ilusi kehidupan dunia atas yang namanya harta.
Tolong kita perhatikan bahwa harta bukan berarti jelek. Tetapi harta kita perlukan untuk menjadikan diri kita memiliki kemandirian sekaligus kemanfaatan yang tidak saja dalam kehidupan dunia tetapi juga akhirat.
Jangan lupa pula kalau memang ada sedikit kelebihan rezeki sebagian donasikan melalui BMH untuk sama-sama membangun kehidupan masyarakat Kampung Pasir Gombong yang sampai saat ini harus tidur di dalam tenda.*