Kini kita berada dalam kehidupan modern yang seringkali menuntut individualisme. Sebagian orang mulai menyadari bahwa hidup satu kompleks tapi tidak saling kenal dengan tetangga bukanlah kenikmatan. Jadi, konsep hidup berjama’ah penting kita kuatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari.
Kini kehidupan berjama’ah laksana oase yang menyegarkan. Lebih dari sekadar berkumpul untuk shalat berjamaah, hidup berjama’ah adalah sebuah filosofi hidup yang mengajak kita untuk merajut kebersamaan dalam setiap aspek kehidupan, dari spiritual hingga sosial.
Bukti Sejarah
Sejarah telah membuktikan bahwa kekuatan berjama’ah mampu melahirkan peradaban-peradaban besar. Dari masa Rasulullah SAW yang membangun komunitas Madinah yang kokoh, hingga perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dirajut oleh semangat gotong royong.
Semuanya adalah bukti nyata bagaimana kebersamaan mampu mengatasi tantangan dan mewujudkan cita-cita luhur.
Rawat dan Kuatkan
Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc, MA, dengan bijak mengingatkan kita bahwa kunci keberhasilan hidup berjama’ah terletak pada soliditas, kekompakan, dan semangat untuk maju bersama.
Baca Juga: Lelah itu Perlu
Saya selalu ingat akan filosofi sapu lidi. Kala sebuah lidi kita gunakan untuk menyapu, niscaya lelah yang akan kita peroleh. Akan tetapi kalau lidi itu kita himpun, kita ikat kuat dengan susunan yang tepat, maka itu akan menjadi kekuatan besar, yang mampu menyingkirkan berbagai sampah yang berserakan di atas tanah.
Ketika setiap individu merasa menjadi bagian dari sebuah kesatuan yang lebih besar, optimisme akan tumbuh subur, dan energi positif akan mengalir deras.
Persatuan
Dalam konteks Indonesia, merawat persatuan adalah kunci untuk mewujudkan kemajuan bangsa. Hidup berjama’ah mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan, saling mendukung, dan bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.
Hidup berjama’ah bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah kebutuhan. Ia adalah jalan untuk mencapai kebahagiaan sejati, baik secara individu maupun kolektif. Mari kita jaga api kebersamaan ini agar tetap menyala, menerangi jalan kita menuju masa depan yang lebih baik.
Lebih dari itu, hidup berjama’ah adalah kenikmatan langsung dari Allah. Kalau kita perhatikan kandungan ayat ke-103 dari Surah Ali Imran, kita dapat memahami betapa bersatunya hati kita, mau bersaudara, mau bersama, mau berjama’ah bukanlah hal yang biasa.
Semua itu adalah karunia Allah. Dan, sikap terbaik kita terhadap karunia-Nya hanya satu, mensyukuri, menguatkan dan meneguhkan.*