Ramadhan adalah momentum terbaik meneguhkan iman kepada Allah. Jangan sampai puasa membuat kita lakukan banyak kebaikan, tetapi iman malah melemah. Meneguhkan iman sangat penting agar semua kebaikan benar-benar berlandaskan iman.
Ibn Faris menjelaskan bahwa iman memiliki dua arti. Pertama, adalah amanah. Lawan dari khianat.
Kedua, berarti tashdiq (memercayai).
Sedang dalam pengertian syara’, iman berarti memercayai, yakin.
“…dan mereka yakin dengan adanya hari Kiamat.” (QS. Al-Baqarah: 4).
Pengertian berikutnya iman itu berarti bentuk ucapan.
“Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami.” (QS. Al-Baqarah: 135).
Iman juga meliputi seluruh aspek kehidupan.
Baca Juga: Hadapi Wabah dengan Kekuatan Iman & Amal Sholeh
“Iman itu ada tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan La ilaah illallah dan cabang terendah adalah menyingkirkan penghalang/gangguan dari jalan.”
Implementasi
Dengan demikian dalam kehidupan seorang Muslim tak ada yang lebih penting selain dari mengimplementasikan keimanan.
“Siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).
Spesial dalam Ramadhan. “Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka dia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa, maka dia mendapat pahala seperti pahalanya.” (HR. Tirmidzi).
Jadi, orang beriman selalu melakukan yang lebih baik. Sekalipun zahir amalannya sama atau bahkan tidak sama (seperti misalnya orang yang berhalangan puasa karena haidh memberi buka puasa orang berpuasa, maka ia mendapat pahala yang sama).
Orang yang mendapat keutamaan di sisi Allah adalah yang lebih baik pahalanya, karena dia lebih utama imannya di dalam hati.
Tengoklah Iman di Hati
Oleh karena itu, Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meneguhkan iman.
Tengok, periksa dan teliti apakah iman sudah kuat di dalam hati. Sembari terus berjuang memperbanyak amal sholeh, amal ibadah.
Sebab hal paling utama ialah iman itu sendiri. Jangan sampai sudah banyak kebaikan dilakukan, ternyata semua itu tidak disandarkan kepada Allah.
Baca Lagi: Belajar Iman dari Dhimam
Jangan sampai sudah begitu rupa beribadah namun lupa meniatkan semua itu karena iman kepada Allah.
Prinsipnya satu, orang beriman selalu ingat, bahwa dalam hidup ini segala kebaikan harus diawali niat karena Allah. Bukan yang lain-lain.*
