Mas Imam Nawawi

- Kisah

Menebar Cahaya, Meraih Makna: Menginspirasi Dai Muda Kepri

Menebar cahaya, ini sebenarnya diksi yang sering Kang Maman ucapkan. Tapi kali ini saya jadikan diksi itu sebagai sebuah api untuk menyalakan kesadaran dai muda untuk terus meraih makna dalam berdakwah. Siang itu (27/9/24), di tengah riuhnya Pesantren Hidayatullah Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau, saya merasakan semangat luar biasa dari para dai muda Kepulauan Riau. […]

Saya melihat potensi besar dalam diri para dai muda ini. Mereka memiliki semangat yang tinggi, idealisme yang kuat, dan keinginan untuk berkontribusi bagi agama dan masyarakat

Menebar cahaya, ini sebenarnya diksi yang sering Kang Maman ucapkan. Tapi kali ini saya jadikan diksi itu sebagai sebuah api untuk menyalakan kesadaran dai muda untuk terus meraih makna dalam berdakwah.

Siang itu (27/9/24), di tengah riuhnya Pesantren Hidayatullah Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau, saya merasakan semangat luar biasa dari para dai muda Kepulauan Riau.

Mereka memang anak-anak muda yang selama saya memimpin Pemuda Hidayatullah sangat antusias dengan diskusi, pemikiran baru dan tentu saja menggali argumentasi dari sebuah makna atau pun amalan kebaikan.

Kali ini mereka berkumpul dalam acara upgrading dai muda yang bertemakan “Berdakwah Menebar Cahaya”, sebuah sinergi apik antara Laznas BMH Kepri dan Pemuda Hidayatullah Kepri.

Kinerja Bang Fatahillah menjadikan saya mendapat kehormatan untuk berbagi pengalaman. Berbagi semangat dan pandangan tentang dakwah yang bermakna.

Saya sampaikan bahwa dakwah bukanlah sekadar rutinitas, tetapi sebuah perjalanan panjang untuk terus menggali ilmu dan memperdalam pemahaman tentang Islam. Jadi, dakwah beda dengan publik speaking, walau mungkin pada beberapa bagian ada kesamaannya.

Pengalaman

Saya mengajak mereka untuk tidak hanya terpaku pada retorika dan kecerdasan intelektual semata. Dakwah yang menyentuh hati adalah dakwah yang lahir dari pengalaman spiritual yang mendalam.

Ketika kita mampu merasakan keindahan ajaran Islam, maka pesan yang kita sampaikan akan lebih mudah diterima dan dipahami.

Saya melihat potensi besar dalam diri para dai muda ini. Mereka memiliki semangat yang tinggi, idealisme yang kuat, dan keinginan untuk berkontribusi bagi agama dan masyarakat.

Ketekunan

Namun, saya juga mengingatkan mereka bahwa dakwah bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Baca Juga: Isilah Hari dengan Kerja Keras

Saya berharap, melalui acara ini, para dai muda Kepri dapat semakin terinspirasi untuk menebarkan cahaya Islam dengan sentuhan hati yang lebih mendalam.

Kuncinya pun saya sampaikan, yakni memadukan kekuatan akal, hati, dan panca indera. Kesemuanya harus mampu bekerja secara sinergis dan sinkron, sehingga melahirkan satu cara membaca (Iqra’) yang menyeluruh.

Karena waktu yang sangat terbatas, maka saya harus maksimal dalam memacu adrenalin mereka.

Saya yakin, mereka mampu menjadi generasi penerus dakwah yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan spiritual yang tinggi.

Saya percaya, dengan semangat dan komitmen yang kuat, mereka akan menjadi agen perubahan positif bagi masyarakat dan bangsa.

Mari kita dukung dan doakan mereka agar terus berjuang di jalan dakwah, menebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru negeri. Pekerjaan ini mulia karena memang telah menjadi urusan para Nabi dan Rasul.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *