Berbicara tentang organisasi, kita tentu membutuhkan yang namanya desain. Apalagi kalau ingin organisasi sukses dan progresif. Namun, kita harus berhenti sejenak, memahami dengan baik, apa itu desain?
Desain dalam konteks organisasi bisa diibaratkan seperti cetak biru atau arsitektur sebuah bangunan.
Ini adalah proses merencanakan dan menyusun struktur, sistem, proses, dan budaya yang tepat agar organisasi dapat berfungsi secara optimal dan mencapai tujuannya.
Desain organisasi memastikan semua elemen bekerja sama secara sinergis, menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberlanjutan.
Ust. Abdullah Said mendesain Hidayatullah sebagai organisasi dengan menetapkan pola perjuangan, kerangka nilai dan kultur kerja yang applicable.
Hal itu menunjukkan bahwa desain organisasi memiliki dua aspek penting, struktural dan kultural. Organisasi yang akan berjalan dinamis, tenang dan teguh dalam mengarungi kehidupan yakni yang punya struktur kuat plus kultur yang bagus.
Desain yang Hidup
Keberhasilan sebuah organisasi bukan hanya tentang memiliki desain yang bagus di atas kertas. Tetapi juga tentang bagaimana desain tersebut dihidupkan oleh setiap individu di dalamnya.
Organisasi akan berhasil saat seluruh sumber daya manusianya mau dan mampu memberikan kontribusi maksimal, sesuai dengan tugas dan kapasitas masing-masing.
Jika itu terlaksana dengan baik, maka organisasi akan menjadi progresif dalam arti memiliki kemampuan kompetitif. Mengapa demikian? Karena individu yang ada dalam organisasi memiliki visi, skill dan daya adaptasi yang memadai.
Oleh karena itu, pada level ini manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting. Mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, hingga berbagai aspek lainnya harus berjalan dengan progresif, memastikan setiap orang berada di posisi yang tepat dan memiliki dukungan untuk berkembang.
Belakangan orang kerap mengulas tentang meritokrasi. Yakni sistem yang menekankan pemberian jabatan, penghargaan atau posisi berdasarkan kemampuan, prestasi dan kualifikasi individu, bukan karena faktor keturunan, kekayaan atau koneksi pribadi.
Guna mewujudkan hal tersebut, kita membutuhkan kemampuan untuk menciptakan lingkungan atau budaya kerja yang mendorong setiap orang mau mengembangkan diri dan berani menjawab tantangan yang dihadapi.
Dalam hal ini, pemegang kebijakan harus cermat dalam melakukan pengawasan dan pembinaan, memastikan setiap individu tumbuh dan berkontribusi.
Kawal Melalui Kepemimpinan
Namun, upaya ini tidak akan lengkap tanpa peran sentral dari kepemimpinan. Karena pada saat yang sama, pemimpin idealnya memang mesti mampu meningkatkan motivasi seluruh pihak untuk bekerja ikhlas, totalitas, dan tuntas.
Seperti kita tahu, kepemimpinan adalah kekuatan aspirasional, sebuah power yang membentuk semangat, moral, dan kreativitas dalam setiap individu.
Seorang pemimpin yang inspiratif tidak hanya mengarahkan, tetapi juga menyalakan api semangat dalam timnya. Ia mampu membangun keyakinan (iman kepada Allah) bahwa setiap tantangan bisa mereka atasi dan setiap tujuan bisa mereka capai.
Desain organisasi yang matang berpadu dengan kepemimpinan yang kuat akan melahirkan harmoni. Yang mana setiap denyut nadi dalam organisasi beresonansi dengan visi bersama.
Sekarang, mari bergerak bersama, mewujudkan organisasi yang tidak hanya sukses, tetapi juga menjadi mercusuar bagi kemajuan. Menciptakan keadilan dan kebermanfaatan yang berkelanjutan.*