Home Hikmah Mencapai Keberhasilan yang Membahagiakan, Tahu Caranya?
Membahagiakan

Mencapai Keberhasilan yang Membahagiakan, Tahu Caranya?

by Imam Nawawi

Dunia selalu memberikan fakta akan sejarah orang yang berhasil. Bahkan ada keberhasilan yang mengundang kebahagiaan. Ini kita perlu tahu jalan dan caranya. Loh, apakah ada keberhasilan yang tidak membahagiakan?

Keberhasilan yang tidak membahagiakan bisa kita rujuk pada kondisi saudara Nabi Yusuf as. Mereka berhasil mengusir Yusuf kecil dari rumah. Tapi keberhasilan itu tak mengundang restu apalagi kebahagiaan Nabi Ya’qub as selaku orang tua.

Bahkan, keberhasilan yang negatif seperti itu, mudah orang lain lihat sebagai pekerjaan buruk. Meski pelakunya mengemas kata dengan indah, satu hal yang mereka tidak sadari. Tak satu pun manusia suka dengan kebohongan.

Ketika menghadap Nabi Ya’qub as, semua pelaku kezaliman itu berusaha bicara dengan kalimat baik, tegas dan meyakinkan. Bahkan mereka tambahkan tetesan air mata dan mimik berduka yang mendalam. Tapi Nabi Ya’qub semakin mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Benar, Berhasil, Bahagia

Untuk meraih keberhasilan yang membahagiakan, orang harus berada dalam area kebenaran.

Imam Syafi’i, sangat mencintai ilmu sedari kecil. Tak punya uang, banyak keterbatasan sarana, tak membuatnya putus asa. Ia semakin maju terus dalam kebaikan.

Kreativitas pun muncul. Tak ada uang membeli buku, ia menjadikan kulit hewan dan pelepah daun kurma sebagai buku. Jadi tak mengeluh, tapi menghadirkan kreativitas dengan sungguh-sungguh.

Apakah Imam Syafi’i tidak malu dengan teman-temannya yang serba ada? Mungkin ada malu, tapi itu tak melebihi tingginya rasa ingin berhasil menjadi ahli ilmu.

Singkat kata, kita akhirnya sama-sama memahami, bagaimana Imam Syafi’i dan berhasil. Bayangkan, dalam Ramadan ia mampu khatam Alquran 60 kali. Jangan kita asumsikan dia terburu-buru melakukannya. Itu karena ia terus ingin memberi legacy tinggi bagi umat Islam.

Perhatikan sekarang, pandangan, karya dan jalan hidup Imam Syafi’i menjadi inspirasi bagi manusia dari generasi ke generasi.

Sekarang, mari kita bertanya. Apakah Imam Syafi’i berhasil dan meraih kebahagiaan sekaligus untuk selamanya?

Saya yang membaca sejarah hidup Imam Syafi’i saja bangga. Itu artinya, Imam Syafi’i mampu menjadi bintang kehidupan. Ada dan tiadanya telah memberi terang dalam kehidupan.

Tekadkan

Dengan sedikit renungan ini, hal yang harus kita pilih dalam hidup ini adalah berhasil meraih impian sekaligus bahagia dan membahagiakan.

Rumusnya sederhana. Miliki tekad mengisi hidup dengan karakter dan sikap terbaik yang terus jadi tekad terkuat dalam hati.

Kang Maman, ia memilih jalan menulis sebagai ladang keberhasilan. Maka ia tak tertarik memperoleh sesuatu dengan instan, meski jalannya terbuka. Ia justru menikmati proses secara panjang, namun setiap pandangannya begitu dalam menghujam hati pembaca.

Ketika Kang Maman ingin menjelaskan bahwa materialisme itu buruk. Sosok Mami dalam Re: dan Perempuan cukup membuat siapapun paham, jahatnya cinta dunia berlebihan itu. Bahwa dalam urusan dunia ini tidak ada yang gratis. Akhirnya Mami kehilangan nalar sehat dan nuraninya sendiri. Ia memperlakukan manusia – termasuk Re – sebagai ATM penghasil uang.

Saya kira rumus itu kita semua paham. Tapi siapa yang benar-benar menerapkan, ia akan bahagia sejak sekarang. Meski hasil belum tampak, meski karya masih dalam proses dan meskipun semua seperti belum menghasilkan.

Batinnya jelas mendengar dan penuh keyakinan. Bahwa cepat atau lambat akan ada kabar gembira bagi orang yang bersabar. Siapa orang sabar itu? Yang tak mau melalui waktu kecuali meningkat kualitas dirinya dalam segala sisi. Karena ia ingin bersyukur atas nikmat hidup, waktu dan kesehatan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment