Sebagai individu tentu seseorang tidak akan banyak bertemu dengan masalah rumit. Masalah menjadi rumit, ketika masuk dalam pemikiran orang demi orang, itulah masyarakat, organsiasi, atau bahkan bangsa dan negara. Dalam konteks tersebut kemampuan menajamkan pikiran bagi seorang pemimpin untuk maslahat bersama adalah keniscayaan.
Menurut Dr Joko Widodo MSi dalam bukunya “Learning Organization Piranti Pemimpin Visioner” setidaknya kita memerlukan tiga tahapan untuk bisa sampai pada ketajaman berpikir.
Pertama, melakukan upaya memetakan situasi. Langkah ini adalah tahapan pertama untuk memahami situasi dan kondisi yang ada. Dalam bahasan kita kali ini yaitu masalah.
Baca Juga: Pendidikan, Sejarah dan Kepahlawanan Kaum Muda
Jadi, harus kita ketahui secara pasti dan mendalam, apa sebenarnya akar dari masalah yang muncul. Kemudian, bagaimana masalah itu membesar atau bahkan menjadi rumit.
Apabila hal itu bisa kita temukan, maka mudah bagi kita untuk memahami sekaligus membuat rumusan pemecahan masalah yang terjadi.
Itulah mengapa, tahapan selanjutnya, yaitu tahapan kedua adalah merumuskan gagasan.
Persaudaraan
Rumusan gagasan itu salah satunya seperti yang Rasulullah SAW lakukan.
Kita tahu bersama, ketika beliau SAW hijrah ke Yatsrib, yang kemudian menjadi Madinah, masalah terbesar kala itu adalah konflik panjang antar suku, sehingga peperangan kerap terjadi.
Menghadapi situasi itu, setelah Rasulullah SAW sukses melakukan tahap pertama, yaitu memetakan situasi dan kondisi, maka beliau membuat rumusan penting dalam pemecahan masalah yang sangat spektakuler, yaitu mempersaudarakan mereka semua.
Sejak itulah dikenal persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Jadi, dalam Islam, konflik hati, bahkan peperangan bisa diatasi dengan semangat iman, yaitu bersaudara.
Tindakan
Tahapan ketiga menurut Dr Joko Widodo tadi adalah merencanakan tindakan.
Ini langkah yang relatif umum dan telah banyak menjadi kajian dalam ragam pembelajaran, terutama manajemen dan kepemimpinan.
Baca Lagi: Yang Membahagiakan
Semakin seseorang dalam upaya melakukan sebuah program, bisa kita lihat sejauh mana upaya itu berlandaskan rencana tindakan yang utuh.
Semakin tidak utuh rencana tindakan, bisa kita pastikan program yang telah ditetapkan tidak akan berjalan maksimal.
Dan, karena itu kita harus ingat bahwa Allah mendorong kita dalam kehidupan sosial, berjama’ah, untuk selalu terorganisir dengan baik, bahkan harus bisa seperti bangunan yang benar-benar kokoh.*