Membaca buku adalah kegiatan yang lebih dari sekadar mengisi waktu luang. Ini adalah pondasi untuk membangun pemikiran kritis dan kecerdasan emosional. Bahkan lebih dari itu, membaca merupakan hal yang teramat penting bagi kehidupan kita, bangsa dan negara. Karena itu kita perlu menjadikan itu sebagai kebiasaan.
Di Jepang, anak-anak diajarkan untuk mencari jawaban dalam buku sebelum bertanya kepada orang lain.
Ini menanamkan kebiasaan untuk mencari pengetahuan secara mandiri, dan mengasah kemampuan untuk berpikir kritis sejak usia dini.
Baca Juga: Langkah Membaca untuk Memahami
Apakah kita di Indonesia tidak bisa melakukan hal itu? Kita sangat bisa. Tetapi seorang Gita Wirjawan pernah mengatakan, sudah berbusa mendorong anak negeri ini tekun membaca. Tetapi mengapa masih banyak yang malas membaca?
Persiapan
Membaca adalah bagian esensial dari persiapan diri dalam menghadapi dunia yang penuh informasi. Dengan membaca, kita dilatih untuk memfilter dan memproses informasi, yang pada akhirnya menghasilkan pemikiran yang segar dan inovatif.
Di Indonesia, banyak pemikir hebat yang adalah pembaca ulung. Sebagai contoh, Ustadz Abdullah Said dikenal dengan kegemarannya yang tinggi terhadap membaca.
Hal ini tercermin dalam ceramah-ceramahnya yang tidak hanya berwawasan luas tetapi juga mampu menggugah dan menggerakkan kesadaran orang banyak untuk berkontribusi positif bagi umat, bangsa, dan negara.
Bahkan Alquran, kitab suci umat Islam, menekankan pentingnya membaca melalui wahyu pertamanya yang berbunyi “Iqra'” atau “Bacalah”. Ini menunjukkan betapa fundamentalnya membaca dalam memperoleh dan memperkaya pengetahuan.
Tidak Akan Lapar
Kang Maman, seorang tokoh terkenal, pernah berbagi nasihat yang diterimanya dari ayahnya tentang pentingnya membaca: “Jika kita membaca, kita tidak akan pernah ‘lapar’ selamanya.”
Terbukti kini Kang Maman dengan novel berjudul “Re: dan Perempuan” telah menerima royalti yang tidak sedikit. Artinya, membaca mendorong orang menulis, berkarya dan mandiri.
Jadi, membaca ini bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan intelektual, tetapi juga pemahaman bahwa membaca memberikan nutrisi bagi pikiran yang terus tumbuh dan berkembang.
Baca Lagi: Mari Kuatkan Keluarga
Sebagai penulis dan pembaca, saya ingin mengajak diri sendiri, Anda dan kita semua untuk memulai atau menghidupkan kembali kebiasaan membaca.
Langkah
Mulailah dengan buku yang menarik minat Anda; bisa jadi fiksi yang membangkitkan imajinasi atau non-fiksi yang memperluas pemahaman Anda tentang dunia.
Jadikan membaca sebagai ritual harian, bahkan jika itu hanya beberapa halaman setiap hari. Dengan setiap buku yang Anda selesaikan, Anda tidak hanya menambah wawasan tetapi juga membangun jembatan ke arah pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai aspek kehidupan.
Mari kita buat membaca sebagai bagian dari gaya hidup kita, dan sama seperti masyarakat Jepang, Amerika, Eropa, biarkan hal itu membantu kita menjadi individu yang lebih mandiri, kritis, dan berwawasan. Karena, melalui buku, kita membuka jendela ke dunia yang lebih luas dan lebih kaya.
Plusnya kita yang beragama Islam, membaca adalah perintah. Artinya semakin rajin kita membaca semakin baik keimanan kita kepada Allah Ta’ala. Yang penting bingkainya pasti, yakni “Bismirabbik.”*