Idealnya memahami ilmu politik. Tetapi tidak mungkin media ini representatif untuk menampilkan keterangan politik sampai pada tingkat ilmu, sangat terbatas. Meski begitu bagaimanapun, memahami politik pada saat ini itu penting sekali.
Namun, kita harus tetap mencoba, bagaimanapun caranya untuk benar-benar bisa memahami apa itu politik.
Belakangan orang mulai banyak menyadari bahwa politik bukanlah hal yang jauh. Melainkan hal yang sangat dekat bahkan melekat dengan lingkungan hidup manusia.
Baca Juga: Anies Baswedan dalam Timbangan Nalar dan “Propaganda” Miring
Kalau Anda penikmat ayam goreng, harga ayam goreng itu dipengaruhi oleh kebijakan politik dari harga minyak, sampai pajak yang harus konsumen tanggung.
Jadi, politik menyentuh lini terkecil kebutuhan primer manusia, yaitu makan.
Wajar kalau Aristoteles mengatakan bahwa politik adalah master of science. Bukan berarti pengetahuan (scientific) tetapi lebih berupa satu bidang ilmu yang masyarakat harusnya benar-benar memahami dengan baik.
Partai Politik
Isharyanto dalam bukunya “Partai Politik, Ideologi dan Kekuasaan” menyebutkan bahwa sebagai salah satu pilar demokrasi, partai politik adalah wadah perjuangan bagi masyarakat untuk mewujudkan kehidupan poltiik yang lebih baik.
Kita garisbawahi, wadah perjuangan bagi masyarakat untuk mewujudkan kehidupan politik yang lebih baik.
Akan tetapi bagaimana masyarakat dapat menitipkan aspirasi atau bahkan lebih jauh menjadi mitra atau bahkan pemberi warna kebijakan partai politik yang ada?
Masih dalam buku itu, nyatanya partai politik memang masih pada level dipandang sebagai masalah daripada solusi bagi demokratisasi.
Artinya, partai politik harus didorong untuk benar-benar mampu menjadi wadah aspirasi rakyat secara efektif.
Kapan itu terjadi, tidak lain hanya ketika partai politik basisnya bukan lagi sebagai alat mencapai kekuasaan, tetapi sarana bersama mewujudkan kemaslahatan.
Sisi yang lain, regulasi juga harus hadir, yang mendorong partai poltiik dapat menyerap aspirasi rakyat secara langsung, bahkan partisipasi rakyat itu sendiri.
Puncak Politik
Saya menggunakan istilah puncak politik karena ini berkaitan hilir dari proses politik yang melahirkan kebijakan dan memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Ramlan Surbakti mengatakan bahwa dalam tataran fungsionalisme, politik merupakan kegiatan merumuskan dan melaksanakan kebijakan umum.
Dalam hal ini, pakar ilmu politik memandang bahwa politik lebih bersifat pikiran dan gerakan elit, yang langsung atau tidak punya kekuatan membuat dan melaksanakan kebijakan umum.
Baca Lagi: Ramai Rilis Lembaga Survei, Bagaimana Sikap Kita?
Dalam hal ini, maka rakyat harus bisa memastikan, mana partai politik yang dalam puncak eksistensinya benar-benar terbukti dan teruji menyelamatkan hajat hidup orang banyak. Bukan yang hanya beralasan dengan realitas yang dinamis dan tidak menentu.
Dari sekelumit ulasan ini, kita dapat memahami bahwa politik adalah hal yang melekat dalam tubuh setiap manusia. Mulai dari harga baju, sepatu, sampai pada ayam goreng yang dimakan.
Jadi, politik sekarang memang bukan lagi “makhluk” asing yang kita boleh mengabaikannya.*