Home Kajian Utama Memahami Dzikir Lebih Dekat
Memahami Dzikir Lebih Dekat

Memahami Dzikir Lebih Dekat

by Imam Nawawi

Kalau sahabat mendengar kata dzikir, apa yang tergambar? Apakah orang sedang memutar tasbih usai sholat fardhu? Atau seperti apa? Untuk itu penting kita memahami lebih dekat arti dzikir.

Dalam bahasan kali ini mari perhatikan satu ayat Alquran dari Surah Maryam ayat kedua.

“Ingatlah tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria.”

Kata “dzikir” itu bermakna “ingatlah.”

Jadi, dzikir ialah segala hal yang mampu mengingatkan kita kepada Allah SWT, yang mampu mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Dari sisi penalaran, ayat itu menjelaskan bahwa Allah menghendaki setiap umat Islam ingat dan karena itu lebih dekat kepada Allah.

Baca Juga: Jadi yang Terbaik

Mesti membuat umat Islam lebih sadar bahwa rahmat Allah itu paling utama. Rahmat Allah bisa membuat yang tidak mungkin menjadi bisa terjadi.

Jadi, umat Islam harus berusaha mendapatkan rahmat-Nya. Ingat selalu kepada-Nya. Dan, tidak bersandar kecuali kepada-Nya.

Rahmat Allah

Rabb adalah satu nama Allah SWT yang sifatnya rububiyah, sifat ke-Tuhan-an, yang menyembuhkan saat sakit, yang memberi rezeki, yang memaafkan kalau salah, yang merawat seluruh alam semesta.

Ketika kalimat Rabb bersanding dengan kalimat rahmat, maka Allah akan memberikan anugerah yang nyaris tanpa batas dalam kehidupan seorang hamba.

Seperti kisah Nabi Zakariya alayhissalam. Beliau telah mendapati kenyataan usia yang tak lagi muda dan sang istri bukan termasuk orang yang subur (mandul).

Tetapi dengan rahmat Allah, Nabi Zakariya akhirnya Allah anugerahi seorang keturunan yang lansung mendapatkan nama dari Allah, yakni Yahya.

Nah, kalau kita menggunakan perbandingan, apakah ada permasalahan manusia di era modern ini yang sesulit yang pernah menimpa Nabi Zakariya?

Kalau begitu mengapa harus berputus asa dari rahmat Allah?

Menenangkan Hati

Sifat dzikir yang paling utama ialah memberikan ketenangan ke daam hati.

“Orang yang beriman, hati mereka menjadi tenang dengan dzikir kepada Alah, sadarilah (memang) dengan dzikir kepada Allah, hati akan menjadi tenang.” (QS. Al-Ra’d [13]: 28).

Jadi, dzikir bukan semata soal pahala-pahala, tetapi juga terapi batin dan pikiran yang sering dilanda kegelisahan.

Baca Lagi: Bentangan Pelajaran dari Alquran

Artinya dzikir harus mendorong nalar dan kesadaran jiwa bahwa hidup ini seutuhnya milik Allah, dalam genggaman Allah. Maka sikap terbaik dalam kehidupan ini ialah sadar bahwa Allah adalah Tuhan semesta alam.

Apa yang Allah putuskan, mustahil buruk bagi kehidupan seseorang atau sebuah bangsa. Karena Allah adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Oleh karena itu hati ini harus selalu menyadari bahwa sumber ketenangan hanya dalam hati itu sendiri. Bukan pada harta, pangkat dan jabatan atau pun wanita. Tetapi pada kualitas dzikir yang selalu diperjuangkan dalam hati.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment