Gempa bumi yang berpusat di Cianjur (21/11/22) memang terasa hingga Bogor, Depok dan Jakarta. Namun saya tidak sampai berpikir lindu itu akan membuat hati kita semua pilu. Korban berjatuhan, meninggal dan luka-luka. Sebelum terbenam pun narasi kebersamaan mengajak kita semua melebur untuk Cianjur.
Sebelum adzan Maghrib berkumandang saya sudah menerima data dari tim Laznas BMH dan SAR Hidayatullah telah berangkat menuju lokasi pukul 17.30 WIB.
Baca Juga: Musibah itu Kini Lahirkan Kisah Luar Biasa
Tidak lama kemudian, kira-kira lepas sholat Isya’ tim Laznas BMH dan SAR Hidayatullah Jawa Barat juga berangkat ke Cianjur.
Namun saat pukul 03.00 WIB (22/11/22) saya menggapai smartphone, sudah muncul beberapa update dari tim lapangan. Mereka belum berhasil ke titik terdampak gempa. Beberapa titik longsor menghambat perjalanan tim relawan.
Laporan Media
Kondisi malam itu kembali tak seperti yang saya bayangkan. Hal itu terkonfirmasi kala pagi hari membaca laporan media.
Proses evakuasi korban gempa Cianjur oleh para relawan terhenti karena listrik padam. Sementara itu tidak sedikit warga tertimbun reruntuhan bangunan dan belum bisa ditolong.
Data dari petugas BPBD orang banyak minta bantuan evakuasi. Lokasi korban terbanyak ada di Kecamatan Cugenang. Tidak terhitung berapa banyak orang meminta bantuan. Namun, tenaga yang ada tidak memadai.
Sisi lain sebanyak 13 ribu orang harus rela mengungsi. Pemda telah menyediakan 47 tenda darurat dengan kapasitas masing-masing sekitar 40 orang, seperti lansir Koran Tempo.
Sejak gempa pertama terjadi BMKG mencatat bahwa telah terjadi 130 kali gempa susulan. Kondisi itu menjadikan warga tidak mudah bangkit dari rasa takut dan trauma.
Melebur
Berdasarkan fakta itu kita bisa memahami bahwa gempa bumi Cianjur memiliki dampak serius dan luas.
Wajar jika Presiden Jokowi langsung menggelar rapat terbatas di lokasi pengungsian korban gempa Cianjur di Taman Prawatasari, Cianjur agar segera membuka daerah terisolasi.
Relawan Laznas BMH dan SAR Hidayatullah di lapangan juga mengabarkan beberapa titik warga terisolasi, sehingga tidak mudah untuk mendatanginya, membawakan bantuan dan lain sebagainya.
Baca Lagi: Google dan Tuhan
Oleh karena itu kita harus melebur, merasakan duka saudara kita di Cianjur untuk selanjutnya bahu-membahu membantu dengan apa yang bisa kita berikan.
Laznas BMH sendiri telah membuka layanan donasi secara umum agar siapapun bisa ikut membantu. Sampai saat ini, upaya mendirikan Posko Tanggap Darurat di lokasi masih Laznas BMH upayakan dengan berkoordinasi dengan beragam pihak terkait.*