Siapa yang hidup dan sepanjang hidup tidak pernah bertemu rasa takut? Dan, adakah orang yang sukses dalam hidup sedangkan ia tidak melawan takut?
Takut adalah bagian dari fitrah manusia. Bahasa sehari-hari bisa kita sebut sebagai hal yang wajar.
Takut pun beragam, mulai takut kehilangan orang yang tercinta, takut sunat, hingga takut menikah dan takut gagal dalam belajar atau pun usaha.
Baca Juga: Inilah Kisah Pemuda yang Hidup Bahagia
Secara psikologis ketika orang takut maka tubuh memberi respon emosional, sehingga diri kehilangan kemampuan berpikir tepat dan realistis.
Seperti anak kecil yang takut kalau tinggal dalam rumah sendirian. Ia membayangkan sesuatu di luar dirinya akan terjadi. Sedangkan dirinya tidak cukup memiliki kemampuan mengatasinya.
Ujian
Takut dalam Alquran Allah tegaskan sebagai satu kondisi yang akan manusia hadapi sebagai bentuk ujian.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).
Artinya takut bisa jadi adalah cara Allah menguji untuk melihat mana hamba-Nya yang mau sabar. Nah, kepada yang sabar itulah Allah berikan kabar gembira.
Karena sifatnya ujian maka Allah tidak akan membiarkan manusia terjun bebas. Allah pasti membantu dan memberi pertolongan.
Tugas kita harus yakin bahwa Allah selalu ada dan akan menolong kita. Seperti ketika Nabi Ibrahim Allah perintahkan menyembelih Ismail sang putra. Allah tidak benar-benar mau membunuh anak kecil itu, tetapi menguji kekasih-Nya, Nabi Ibrahim.
Dan, sebagaimana kita ketahui, dari ujian yang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail lulus menghadapinya itu, lahirlah syariah Idul Adha.
Hadapi
Ketika diri menghendaki sesuatu atau sudah waktunya melakukan tindakan tertentu, katakanlah menikah, maka hadapilah rasa takut dalam diri itu.
Hadapi dalam arti jangan sampai takut itu yang memandu pikiran dan perilaku kita. Tapi takut itu harus kita hadapi dengan keyakinan iman.
Seseorang takut kadang karena lebih banyak berpikir kekuatan apa yang ada dalam dirinya. Padahal yang sangat dirinya perlukan adalah mencoba untuk melakukan dan terus mencoba.
Jadi, berhenti berpikir apakah diri saya mampu. Tapi berpikirlah untuk memulai langkah walau sederhana dan dengan cara yang sangat kecil. Mulai, coba, lakukan dan terus lakukan. Setelah itu sempurnakan dengan doa.
Oleh karena itu hadapilah ujian berupa rasa takut dengan yakin kepada Allah. Sebab dalam realitanya kadang kesulitan semakin rumit bukan karena kita hadapi, tapi karena terlalu lama kita pikirkan.
Baca Lagi: Bergerak Sekarang atau yang di Tangan Akan Menggilasmu
Persis seperti seorang penumpang bus lintas Sumatera yang berhenti bersama rombongan untuk sholat, makan dan istirahat. Kemudian ia dihantam kebutuhan mencari kamar kecil.
Selama ia masih bertahan dengan malu, perasaan gak enak dan gak berani bertanya dimana kamar kecil, sepanjang itu ia akan tersiksa oleh hajatnya sendiri.
Padahal begitu ia berani melangkah dan bertanya, siksaan itu tak perlu kita alami sedemikian rupa.*