Berpikir, kata ini sudah umum kita dengar, bahkan kita ucapkan. Tetapi melatih berpikir progresif, ini adalah hal yang penting kita diskusikan, terutama untuk tetap sukses di masa perubahan seperti sekarang.
Secara umum berpikir adalah aktivitas akal yang memahami sesuatu secara rasional, empirik dan sistematis.
Progresif artinya ingin maju. Jadi, secara sederhana kita bisa pahami berpikir progresif adalah cara bernalar yang berorientasi pada kemajuan, perkembangan, dan perubahan positif.
Semakin kita sadar, butuh terhadap cara berpikir progresif, semakin aktif kita membaca, memperhatikan dan mengolah segala hal menjadi satu kesatuan model untuk memahami, melangkah dan mengisi waktu ke depan dengan tindakan terukur.
Neuroplastisitas
Neuroplastisitas berbicara tentang otak yang fleksibel. Secara konsep neuroplastisitas mengulas perihal kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi sepanjang hidup. Fleksibel artinya selalu mampu memahami untuk melangkah lebih konstruktif.
Ini berarti kita bisa membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat yang sudah ada melalui pembelajaran dan pengalaman baru. Semakin otak kita ajak belajar, semakin bagus kemampuan fleksibilitasnya dalam menghasilkan hal-hal baru dalam memandang hidup secara progresif.
Baca Juga: Pentingnya Berpikir Mengapa
Oleh karena itu Nabi SAW memberikan penerangan bahwa belajar itu dari ayunan sampai liang lahat. Karena semua berubah, semua berkembang. Dan, otak kita seharusnya mampu beradaptasi dengan semua itu.
Bukti Ilmiah
Penelitian oleh Draganski et al. (2004) menunjukkan bahwa belajar juggling memberikan argumentasi kuat.
Juggling adalah proses mempelajari keterampilan melempar dan menangkap beberapa objek, biasanya bola, secara bergantian di udara.
Tujuannya adalah menjaga objek-objek tersebut tetap bergerak tanpa jatuh ke tanah.
Juggling membutuhkan koordinasi tangan-mata yang baik, ketangkasan, dan fokus.
Melakukan itu dapat meningkatkan materi abu-abu di otak, area yang terkait dengan koordinasi motorik.
Ini membuktikan bahwa otak kita bisa berubah secara fisik sebagai respons terhadap pembelajaran.
Dalam kata yang lain kita bisa melatihnya untuk berpikir lebih progresif dengan terus menantang diri dan belajar hal-hal baru.
Growth Mindset: Kekuatan Keyakinan
Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan bisa dikembangkan melalui usaha, dedikasi, dan pembelajaran.
Lawannya adalah fixed mindset, yaitu keyakinan bahwa kemampuan adalah bawaan dan tidak bisa diubah.
Berpikir progresif menuntut seseorang terus tumbuh, melihat suatu masalah dengan berbagai sudut pandang. Perbedaan pendapat bukan pemicu emosinya tidak stabil. Apalagi memandang orang lain sebagai musuh kala tidak sama dari sisi pendirian.
Menarik sekali penelitian dari Dweck (2006). Hal itu menunjukkan bahwa siswa dengan growth mindset cenderung lebih gigih dan sukses dalam belajar dibandingkan mereka dengan fixed mindset.
Dengan mengembangkan growth mindset, kita akan lebih terbuka terhadap tantangan, melihat kegagalan sebagai peluang belajar, dan terus berusaha untuk berkembang. Ini adalah kunci untuk berpikir progresif.
Sebagai bukti akhir, menarik uraian Prof. Dr. Raghib As-Sirjani pada halaman akhir tentang Bangkit dan Runtuhnya Islam di Cordoba. Ia mengatakan bahwa umat Islam di Maroko kala itu menyadari kebutuhan akan kapal. Maka mereka berupaya mempelajari menciptakan kapal hingga akhirnya mampu memproduksi kapal sendiri.
Dari upaya itulah kemudian Thariq bin Ziyad bisa mengarungi selat menuju Andalusia dan terjadilah futuhat di titik yang kita kenal Spanyol hari ini.
Singkat kata berpikir progresif artinya menjawab tantangan dengan solusi langsung maupun tidak langsung, yang pada akhirnya kita mampu menghadirkan jawaban dan bukti bukan lagi alasan dan pembelaan tak berarti. Kebutuhan kita akan kemampuan berpikir progresif semakin mendesak mengingat perubahan berlangsung sangat cepat, mendadak dan tidak pasti.*