Selesai bermain futsal dan selepas menguapkan keringat, kemudian bersih-bersih, saya membuka Alquran. Tema ayat ke 16 surah Al-Hijr berbicara tentang langit dengan gugusan bintang nan indah. Siapa lagi kalau bukan Allah Ta’ala yang menciptakan semua itu.
Langit menjadi indah dan teduh bagi hati manusia kala malam menyelimuti bumi.
Baca Juga: Silaturrahmi Jadilah Bintang
Apalagi dengan jutaan bintang bercahaya yang bergantungan eksotik, kian membuat hati berdecak kagum kepada Allah, Subhanallah.
Langit menjadi cermin kekuasaan Ilahi, yang merangsang akal kita untuk terus berpikir, betapa hebat bahkan dahsyat sang pencipta dari langit itu sendiri.
Fungsional
Gugusan bintang yang kita pandang pada bentangan langit bukan sekadar indah, ia fungsional.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah menerangkan bahwa melalui gugusan bintang itu Allah melengkapinya dengan orbit-orbit bagi bintang dan planet-planet.
Dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Quran kita temukan arti bahwa gugusan bintang yang beredar semua berjumlah dua belas.
“Pengetahuan tentang tempat-tempat bintang merupakan salah satu ilmu yang sangat penting, karena manusia gunakan untuk petunjuk jalan dan waktu.”
Bahkan kalau kita lanjutkan pada ayat ke 17 dapat kita temukan bahwa semua itu juga Allah hadirkan dalam rangka menjaga dari gangguan setan yang terkutuk.
“Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk.” (QS. Al-Hijr: 17).
Salah satu makna dari ayat itu adalah Allah menjaga langit dari semua setan yang terusir dari rahmat Allah.
Temuan Ilmuwan
Para ilmuwan juga lama meneliti langit. Mereka telah mengungkapkan fakta-fakta menarik tentang langit.
Saintis juga berhasil mengidentifikasi ribuan galaksi yang tersebar di seluruh alam semesta, dengan masing-masing galaksi terdiri dari milyaran bintang.
Mereka juga menemukan bahwa alam semesta terus berkembang, di mana galaksi-galaksi saling menjauh satu sama lain.
Para saintis juga mempelajari gerakan, sifat fisik, komposisi, dan interaksi antara objek-objek ini.
Dalam upaya mereka untuk memahami langit, ilmuwan menggunakan instrumen teleskop, satelit, dan pengamatan berbagai gelombang elektromagnetik, termasuk sinar-X, inframerah, dan gelombang radio.
Teknologi
Memperhatikan ayat itu dengan seksama, cukup jelas bagi kita bahwa manusia dalam menghadirkan teknologi seharusnya tidak saja berguna pada satu sisi namun destruktif pada sisi lain.
Baca Lagi: Karya yang Terus Berguna
Allah Ta’ala mengajak kita berpikir komprehensif. Bagaimana Allah menciptakan langit, lengkap dengan gugusan bintang, tidak saja nyaman bagi mata yang memandang seluruh manusia. Akan tetapi juga dapat mencegah gangguan syaitan.
Dalam kata yang lain, umat manusia silahkan maju, ciptakan inovasi apapun. Namun harus bisa menghasilkan sesuatu yang kaya manfaat tetapi juga tidak merusak banyak hal lainnya.
Ketika manusia jauh dari tuntunan Alquran, mungkin mereka maju dari sisi perbendaan dan teknologi. Tetapi lihat hasilnya, kerusakan juga terjadi dimana-mana.
Lebih jauh ayat itu mengajak kita sadar, bahwa sebagai manusia kita memang lemah. Tidak mungkin kita bisa menciptakan kebaikan sempurna, kecuali Allah memberikan pertolongan.
Dalam kata yang lain, dari langit kita akan mengenal kuasa Ilahi sekaligus menyadari bahwa apa yang kita buat, walau itu kemajuan, boleh jadi tidak akan sempurna.
Dan, manusia memang tidak akan pernah sempurna. Jadi, mari tunduk kepada Ilahi Yang Maha Kuasa.*