Home Berita Masa Muda Harus Berprestasi
Pemuda harus berpikir prestasi

Masa Muda Harus Berprestasi

by Mas Imam

Siang ini saya berkesempatan hadir mendampingi Rapat Kerja Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta. Dalam kesempatan itu saya sampaikan perihal satu fakta istimewa bahwa masa muda ada masanya dan tidak datang dua kali.

Hal itu bermakna anak muda harus sadar bahwa inilah saatnya berbuat, memeras keringat, menanam kebaikan, dan memperjuangkan nilai-nilai kebaikan yang dibimbing oleh iman.

Seperti kata Soekarno, 1000 orang tua itu bisa bermimpi. Tetapi satu orang pemuda bisa mengubah dunia. Argumennya jelas, ada tenaga, ada idealisme, dan ada antusiasme.

Jangan sampai hidup tanpa tujuan, tanpa visi, apalagi tanpa gairah. Pemuda yang seperti itu akan membuang masa emasnya hanya untuk kesenangan semu. Kala tua tiba, bukan saja fisiknya lemah, pikiran dan kebermanfaatannya juga terus terkikis.

Baca Juga: Wakaf Kuatkan Ekonomi Umat

Alquran mengingatkan, “Kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat.” (QS. Ar-Rum: 54).

Gunakan untuk Berprestasi

Pemuda identik dengan semangat belajar dan semangat berprestasi. Itu sudah nafas pemuda masa awal Islam di Makkah dan Madinah. Jadi, jangan ada waktu berlalu tanpa prestasi, walau itu tidak untuk dipublikasikan.

Sebuah buku menuliskan, masa muda bsia diibaratkan voucher belanja yang bernilai trilyunan Rupiah. Voucher itu bisa dipakai belanja secara foya-foya atau diinvestasikan. Satu hal yang penting disadari setiap voucher ada masa berlakunya.

Jika masa berlaku sudah habis, maka tidak ada lagi gunanya voucher itu, berapapun saldo akhirnya.

Pemuda harus sigap dan berjamaah

Pemuda harus sigap dan berjamaah

Oleh karena itu kaum muda harus merencanakan prestasi dalam hidupnya. Entah itu melalui prestasi berupa kecerdasan intelektual, kecerdasan fisikal, kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual.

Jangan mau kalah dengan pemuda Barat saat ini dari peradaban lain. Mark Zuckerberg mendirikan Facebook usia 20 tahun. Dan, kini hampir semua orang tau apa itu Facebook dan bahkan mungkin semua pernah memiliki akun.

Maknanya adalah kaum muda harus berhitung dengan umur dan waktu yang dimiliki. Jika pengusaha menghasilkan kekayaan, kaum muda menghasilkan kemanfaatan yang terus bergulir bagi kehidupan.

Seperti diungkapkan Khabib Normagomedov bahwa orang di luar Islam tidak membaca Alquran, tidak membaca Hadits, tapi mereka membaca kamu sebagai orang (muda) Islam. Jadi, tampilkanlah Islam dengan tutur kata dan perilakumu dengan baik. Dalam konteks kekinian, berprestasilah.

Sigap

Pemuda itu boleh bercanda dan bersantai. Tapi bukan itu yang menjadi karakter hidupnya.

Buku Pemuda dan Canda karya ‘Aadil bin Muhammad Al-‘Abdul ‘Aali menuliskan perihal itu.

“Dahulu para sahabat Rasulullah SAW pernah saling melempar buah semangka (dengan maksud bercanda). Tetapi jika datang kepada mereka suatu urusan, mereka langsung tampak serius.”

Imam An-Nakha’i pernah ditanya, “Apakah para sahabat Rasulullah dulu juga suka tertawa?”

An-Nakha’i menjawab, “Ya, tetapi iman di hati mereka bagai gunung yang kokoh (tegar).”

Baca Juga: Menghidupkan Kekuatan Umat

Jadi, pemuda dalam Islam boleh tertawa, rekreasi dan menyalurkan hobi. Tapi ingat itu hanya selingan dalam hidup yang kala panggilan perjuangan datang, kepedulian dipanggil, jiwa dan raga segera bangkit.

Kalau hal itu tidak ada pada sosok pemuda saat ini, lantas kapan mimpi kebaikan akan diwujudkan.

Jangan sampai seperti seorang ibu rumah tangga yang terlelap tidur pagi hingga siang hari sedangkan ia memiliki pakaian basah yang harus dijemur. Dimana kala bangun, matahari telah condong ke Barat. Terlambat sudah.*/Mas Imam Nawawi_Perenung Kejadian

Related Posts

Leave a Comment