Jumat (24/1), suasana kampus STIE Hidayatullah Depok penuh semangat baru. Kondisi itu tercipta saat Mas Imam Nawawi menjadi instruktur dalam kegiatan Daurah Marhala Ula.
Acara yang berlangsung dari pukul 08:00 hingga 11:00 WIB ini menghadirkan materi yang mendalam. Terutama tentang pentingnya peran aktif mahasiswa dalam dakwah, dengan merujuk pada kandungan surah Al-Mudatsir ayat 1-7.
Mas Imam Nawawi, seorang penggiat pemikiran muda, menyampaikan bahwa mahasiswa harus memiliki kesadaran. Yaitu kesadaran untuk bangkit secara intelektual, emosional, dan spiritual harus mulai tertanam sejak dini.
Dalam pandangannya, dakwah bukan hanya tentang retorika, tetapi tentang kekuatan iman seorang dai.
Seperti yang Ustaz Abdullah Said pesankan, bahwa sukses dakwah tidak terletak pada kemampuan retorika, tetapi kekuatan iman seorang dai dalam berdakwah.
Pendekatan Filosofis
Dengan pendekatan filosofis yang khas, Mas Imam berhasil membuat suasana forum menjadi hidup.
Baca Juga: Raih Berkah dengan Fokus Kebaikan
Peserta diajak untuk berpikir kritis, merenungkan makna, dan mencari relevansi ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan. Salah satu momen yang sangat mengesankan adalah ketika Mas Imam membahas panggilan Allah kepada Nabi Muhammad dengan kalimat “Wahai orang yang berselimut.”
Menurutnya, panggilan itu adalah wujud kasih dan cinta, sekaligus dorongan untuk bangkit dari segala bentuk selimut—baik itu kemalasan, ketakutan, maupun kenyamanan semu yang menahan seseorang untuk bergerak.
Asah Ketajaman Berpikir dengan Membaca
Diskusi tentang membaca juga menjadi poin penting dalam sesi ini. Mas Imam menjelaskan bahwa membaca tidak hanya sekadar memahami teks, tetapi juga menangkap makna dari realitas untuk memperkuat kemampuan berpikir secara sistematis, tajam, dan bermanfaat.
Aktivitas membaca, menurutnya, adalah kunci bagi kaum muda untuk membangun konstruk berpikir yang kokoh, sebagai modal untuk berkiprah dalam kehidupan.
Peserta yang hadir merasakan pengalaman baru dari forum ini. Salah satu dari mereka bahkan menyebutkan bahwa sesi bersama Mas Imam adalah latihan berpikir yang membuka perspektif baru dalam hidup.
Acara Daurah Marhala Ula ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa Mas Imam Nawawi selalu berusaha menjadi fasilitator bagi generasi muda.
Dengan pendekatannya yang inspiratif, ia mendorong kaum muda untuk tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga mengambil peran aktif dalam dakwah dan kehidupan, sehingga mampu memberikan manfaat nyata bagi umat.
Mas Imam tidak sekadar berbicara, ia memberikan bekal berupa gagasan dan wawasan yang dapat menjadi langkah awal bagi para peserta untuk berani melangkah, berkontribusi, dan menjadi agen perubahan.
“Kehidupan yang bermakna dimulai dari keberanian untuk bangkit, berpikir, dan bertindak demi kemaslahatan banyak orang,” ungkapnya, menegaskan.*