Saat Maroko meraih kemenangan, dunia Islam bersyukur. Bahkan semakin bangga ketika tim asuhan Walid Regragui itu mengibarkan bendera Palestina.
Mengibarkan bendera Palestina itu terjadi bukan hanya sekali. Saat mengalahkan Kanada, Maroko melakukan itu. Saat melibas Spanyol, Maroko kembali melakukan hal yang sama.
Baca Juga: Menikmati Perjalanan Dakwah
Langkah itu juga menjadi pilihan para penonton dan para pendukung Maroko. Mereka membentangkan bendera Palestina di setiap sudut tribun stadion Education City.
Pertanyaannya, mengapa Maroko melakukan hal itu?
Solidaritas
Ya itu alasan pertama. Hal itu adalah buah dari keimanan yang sama.
Kemudian Maroko adalah bangsa yang mayoritas beretnis Arab-Berber dengan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi.
Kedua, sampai sekarang Palestina menjadi bangsa yang belum merdeka, sehingga penting bagi dunia membuka mata hati untuk memahami dengan baik bahwa Palestina harus mendapatkan kemerdekaannya.
Problem masyarakat dunia sekarang bukan pada ketiadaan informasi, tetapi kepedulian alias solidaritas kemanusiaan yang rendah.
Dalam konteks dunia modern, Maroko boleh jadi memandang bahwa tidak sepatutnya saat dunia menikmati perkembangan sains dan teknologi ada satu bangsa atau negara yang listrik pun kesulitan.
Syarat untuk semua itu bisa mereka rasakan adalah dengan memberikan hak hidup bangsa Palestina, merdeka!
Seruan
Mengibarkan bendera mungkin perkara biasa. Tetapi pengibaran bendera dalam ajang Piala Dunia Qatar 2022, jelas itu luar biasa.
Baca Lagi: Jadilah Top Skor Kebaikan
Dalam arti yang lain Maroko menyeru dunia untuk kemerdekaan Palestina melalui ajang sepakbola. Dan, sebagai seleberasi atas kemenangan hal itu tampaknya adalah satu hal yang lumrah.
Sekarang dunia memang menghadapi tuntutan publik dunia, akankah kedamaian, kemerdekaan dan sikap saling menghargai akan muncul. Atau sebaliknya, dunia menjadi buta dan tuli atas realitas yang menjadikan hidup bangsa Palestina seakan murah dan tak berharga.
Maroko tampil tidak saja berbeda dan mengejutkan. Tetapi Maroko juga menjadi negara yang mau mengajak dunia melek, melihat Palestina sebagai bangsa yang memiliki hak untuk merdeka.*